Bagikan:

JAKARTA - Masa krisis akibat pandemi COVID-19 mengharuskan orang-orang tetap di rumah. Beberapa orang harus berjibaku dengan bosan. Lainnya mungkin punya lebih banyak pilihan untuk meredam jenuh. Kisah para jutawan di Inggris bisa jadi gambaran.

Dengan kekayaan, mereka menghadapi situasi kuncitara dengan lebih banyak kesenangan dan ketenangan. Dengan kekayaannya, mereka bisa hidup seperti di dalam film: tinggal di dalam istana, mengasingkan diri ke pulau pribadi, hingga berlindung di bungker bawah tanah dengan fasilitas superlengkap.

Pasca-Perdana Menteri Boris Johnson menginstruksikan rakyatnya untuk tinggal di rumah selama pandemi, dalam hitungan jam, permintaan properti super mewah meningkat. "Dalam beberapa jam kami langsung menerima berbagai permintaan," kata CEO perusahaan real estate Quintessentially Estates, Penny Musgrove kepada BBC

Permintaan itu, kata Musgrove datang dari kalangan kelas elite, seperti pengusaha, selebritas, atau para direktur yang punya properti di berbagai tempat di dunia. Kebanyakan dari mereka tak peduli harus membayar mahal untuk sebuah properti mewah macam bangunan mirip istana di daratan tinggi Skotlandia, salah satu tempat yang tidak padat ditempati penduduk.

Lalu permintaan yang tak kalah banyak adalah pulau pribadi. "Pulau-pulau sangat populer selama situasi pandemi," kata Musgrove. Selama pandemi, pulau-pulau terpencil banyak dihuni oleh orang superkaya yang melarikan diri dari virus. 

Musgrove bilang, ada seorang superkaya yang baru memiliki rumah seharga 35 juta poundsterling atau sekitar Rp635 milyar di kawasan elite London, Mayfair. Lalu, karena tak ingin ada virus corona di tempat tinggalnya, ia membeli sebuah flat di sekitar tempat tinggalnya. Tak heran. Sebab, ada juga orang sangat kaya membeli satu hotel penuh untuk mengisolasi diri.

Tinggal di bunker

Sementara itu, permintaan properti mewah yang tidak kalah banyak kala pandemi adalah bungker. Penjualan bungker naik 400 persen saat wabah corona. 

General Manager perusahaan pembuat bungker, Rising S Company, Gary Lynch menjelaskan, para klien yang memesan bunker bukan hanya karena ingin terlindung dari virus corona semata. Mereka juga khawatir dampak lanjutan akibat krisis itu: penjarahan warga dan meningkatnya kriminalitas. 

"Mereka akan aman dan nyaman tinggal di bungker mereka," kata Lynch dalam sebuah video wawancara BBC.

Lynch, dalam video tersebut menggambarkan bagaimana bentuk bungker tersebut dan apa saja fasilitasnya. Bungker yang dilapisi baja pelindung dan pintu antipeluru itu,juga memiliki filter udara yang bisa membuang penyakit sampai debu nuklir. 

Dalam sebuah bungker berukuran enam ribu kaki persegi, misalnya. Di sana terdapat dua dapur sebuah ruang makan utama yang mewah. Tempat persediaan makanan menjadi penting karena orang umumnya akan tinggal lama di sana.

Oleh karena itu, di bungker tersebut ada tempat khusus menyimpan persediaan makanan beku untuk minimal enam bulan. Selain itu, terdapat juga ruang keluarga utama seluas enam ratus kaki persegi, seribu meter taman rumah kaca dan fasilitas lain seperti ruangan khusus untuk menembak sebagai tempat penyalur hobi. 

Untuk harganya, bungker yang dibangun Rising S itu dibanderol lebih dari 50 ribu dolar AS atau setara Rp745.402.500 kurs hari ini. Sekadar informasi, bungker yang pernah mereka bangun luasnya mencapai 13 ribu kaki persegi.