Soal Pancasila dan Nasionalisme PKS Getol Lempar Kritik, Sementara Kasus Terorisme Vokal Bicara HAM, Kenapa?
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera soal menyebutkan, penanaman nasionalisme lewat pembacaan naskah Pancasila hingga menyanyikan lagu Indonesia Raya bukan langkah fundamental. Pernyataan ini ditanggapi mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Dengan pernyataan ini, Mardani sekaligus PKS telah menunjukan secara terang-terangan siapa mereka sebenarnya.

"Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera, mengkritik rencana pelaksanaan apel setiap Senin pagi, memperdengarkan lagu Indonesia Raya, dan pembacaan naskah Pancasila yang akan rutin dilakukan instansi pemerintah. Mardani menunjukkan siapa dia, ideologinya apa..!" tegas Ferdinand lewat akun Twitter-nya, @FerdinandHaean3, Kamis, 17 Juni.

Ferdinand menyebutkan, Mardani tidak memahami nilai-nilai luhur dalam Pancasila. Pengalaman sekaligus penghayatan akan nasionalisme. "Mudah2an hanya krn tdk paham, tp kalau krn kebenciannya kpd Pancasila dan Nasionalisme, mk ini upaya menggagalkan," tegas Ferdinand.

Bagi Ferdinand, penanaman nasionalisme dengan mendukung 75 pegawai KPK yang tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) jelas penyesatan makna. "Sesungguhnya dan menyimpangkan nilai2 Pancasila serta pelecehan thdp Negara. Masa bangsa disuruh mendukung yg gagal tes wawasan kebangsaan? Dungu..!," kritik Ferdinand. 

Foto: Tangkap Layar Twitter @FerdinandHaean3

Ferdinand juga merasa heran dengan PKS karena soal Pancasila dan Nasionalisme PKS kerap mengkritik. Sementara soal teroris atau penindakan pelaku teroris, PKS selalu terdepan berbicara HAM bagi para pelaku.

"Brur @MardaniAliSera ijin bertanya, knp kalau upaya pengamalan Pancasila dan Nasionalisme, org2 PKS kritik? Sementara itu soal penindakan teroris, org PKS jg selalu terdepan utk melindungi HAM mereka dgn mengingatkan penegak hukum? Mgkn @hnurwahid mau bantu jawab?."

Foto: Tangkap Layar Twitter @FerdinanHaean3

Mardani sebelumnya menyebutkan, membacakan naskah Pancasila, memperdengarkan lagu Indonesia Raya yang rutin dilakukan saat apel pagi tiap senin bukan langkah yang cerdas dan fundamental.

Realisasi dari cara yang cerdas dan fundamental melalui pemberantasan korupsi dan mendukung 75 pegawai KPK hingga membahas Otsus Papua secara benar.

"Cara menanamkan nasionalisme dan cinta negeri termasuk nilai-nilai Pancasila mestinya lebih cerdas dan lebih fundamental," kata Mardani kepada Tempo, Kamis, 17 Juni 2021.

Untuk informasi, setiap instansi pemerintah sejak 1 Juli 2021 mendatang harus elaksanakan apel setiap Senin pagi. Selain apel, instansi pemerintah juga diimbau untuk memperdengarkan lagu Indonesia Raya setiap Selasa dan Kamis pada pukul 10.00 WIB. Serta membacakan naskah Pancasila setiap Rabu dan Jumat di pukul 10.00 WIB.