Bagikan:

JAKARTA - Seorang pasien yang dirawat dalam kasus pembekuan darah yang jarang terjadi, setelah menerima vaksin COVID-19 AstraZeneca, dilaporkan meninggal pada Rabu 16 Juni, menurut otoritas kesehatan Korea Selatan.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) mengumumkan, kasus konfirmasi sebagai kematian pertama akibat pembekuan darah setelah menerima vaksin COVID-19 AstraZeneca, terjadi kemari sekitar pukul 14:10 waktu setempat. 

Pasien pria berusia 30-an itu dipastikan memiliki efek samping yang sangat langka namun serius, yang disebut trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS), setelah vaksin pada 27 Mei.

TTS merupakan efek samping yang sangat jarang terjadi, di mana seseorang mengalami pembekuan darah diikuti dengan penurunan jumlah trombosit, usai menerima vaksin COVID-19

"Pasien menunjukkan gejala sakit kepala parah dan mual sembilan hari setelah menerima suntikan vaksin. Dia kemudian dirawat di rumah sakit dan didiagnosis dengan sindrom itu pada Selasa," terang KDCA seperti melansir Kantor Berita Korea Selatan Yonhap Kamis 17 Juni. 

Lebih jauh KDCA menjelaskan, pihaknya berencana untuk meninjau kasus tersebut bersama dengan para ahli. Termasuk juga meneliti efek samping pasien dan kemajuan medis menjelang kematian, untuk melakukan perbaikan yang diperlukan berdasar penyelidikan epidemiologisnya.

Sebelumnya, peluncuran vaksin COVID-19 hasil racikan bersama oleh raksasa farmasi Inggris-Swedia AstraZeneca dan Universitas Oxford, sempat dihentikan sementara beberapa waktu lalu, menyusul laporan pembekuan darah penerima vaksin di beberapa negara Eropa. 

Kendati demikian, berwenang dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar vaksinasi edngan vaksin AstraZeneca dilanjutkan, mengatakan vaksin mungkin terkait dengan pembekuan darah dalam beberapa kasus yang sangat jarang, tetapi manfaatnya lebih besar daripada risiko kemungkinan efek samping.