DENPASAR- Sebanyak 20 warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Perempuan Kelas IIA, Denpasar dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Mereka mabuk-mabukan dengan mengonsumsi disinfektan oplosan sari buah.
"Semuanya ada 21 warga binaan kami, dan satu yang meninggal," kata Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA, Denpasar, Lili, Jumat, 11 Juni.
Awalnya para napi perempuan itu datang ke klinik di Lapas Denpasar pada Kamis, 10 Juni. Mereka mengeluhkan sakit perut dan muntah-muntah.
Siang harinya mereka kembali ke klinik lapas. Petugas menanyakan para napi perempuan itu hingga akhirnya mereka mengaku meminum disinfektan oplosan sari buah rasa jeruk.
Satu napi meninggal saat menjalani perawatan di RSUP Sanglah. Napi lainnya resah mendengar kabar ini dan mengaku ikut mengonsumsi disinfektan oplosan.
"Di dalam resah, mereka (kena) psikisnya dan mereka melapor ke kami. Dan kami bawa lagi ke Sanglah untuk ditindaklanjuti," ujar Lili.
Dari pengakuan napi, diketahui ada yang membawa disinfektan plus sari buah. Minuman ini dibagi-bagikan ke penghuni 3 blok lapas.
"Ada tiga blok, minumnya kata mereka ada hari Selasa, Rabu dan reaksinya Kamis pagi. Kami kaget ada apa ini,
Karena ada satu yang meninggal mereka akhirnya lapor kalau tidak ada yang begitu masih enjoy-enjoy saja di dalam," ungkapnya.
BACA JUGA:
Sementara napi yang diduga mengoplos masih belum diperiksa karena kondisinya kritis. Namun untuk narapidana lainnya masih dalam perawatan dan kondisinya sudah mulai membaik.
Lili menyebut prosedur penyemprotan disinfektan di dalam sel sudah diawasi oleh petugas dengan ketat. Namun mereka diketahui mencuri sisa disinfektan untuk mabuk-mabukan.
"Kami setiap hari mengawasi mereka membersihkan kamarnya dengan disenfektan itu. Tapi yang namanya mereka sembunyi-sembunyi, mencuri untuk dapat itu (dan) disalahgunakan. Mereka didampingi petugas mungkin pas kita lengah ambil sedikit dioplos sama mereka," ujar Lili.