Bagikan:

DENPASAR - Tinggal 1 napi perempuan dari 21 orang napi Lapas Perempuan Klas II A, Denpasar yang masih dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Satu orang ini dirawat karena mabuk disinfektan oplosan.

"Pasien yang mengalami keracunan tersebut, sudah sebagian besar rawat jalan. Saat ini hanya ada satu pasien yang masih dirawat di ruangan rawat inap," kata Kepala Instalasi Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, dr I Made Mulyawan, Senin, 14 Juni. 

Kondisi napi perempuan yang dirawat stabil. Selain itu tingkat depresi para pasien yang mabuk disinfektan oplosan bervariasi yang berdampak secara psikologis. 

"Bervariasi, tingkat depresi yang mengakibatkan permasalahan ini. Ada yang secera psikologis dan merasa tidak nyaman dan sebagainya. Ada yang cukup berat yang perlu dilakukan penanganan secara komperhensif dengan bidang atau penyakit lainnya," ungkapnya.

Sedangkan pasien yang masih dirawat akan dicek kondisi ginjalnya. Sebab keracunan disinfektan oplosan menyebabkan gangguan ginjal.  

"Dan menyebabkan gangguan fungsi ginjal itu perbedaannya sehingga, masih perlu dilakukan suatu pengawasan," ujarnya.

Sebanyak 21 warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Perempuan Kelas IIA, Denpasar dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Mereka mabuk-mabukan dengan mengonsumsi disinfektan oplosan sari buah. Satu orang napi meninggal.

Dari pengakuan napi, diketahui ada yang membawa disinfektan plus sari buah. Minuman ini dibagi-bagikan ke penghuni 3 blok lapas. 

"Ada tiga blok, minumnya kata mereka ada hari Selasa, Rabu dan reaksinya Kamis pagi. Kami kaget ada apa ini, Karena ada satu yang meninggal mereka akhirnya lapor kalau tidak ada yang begitu masih enjoy-enjoy saja di dalam," ujar Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA, Denpasar, Lili, Jumat, 11 Juni.