PM Inggris Ajak Negara-negara G7 Sumbang 1 Miliar Dosis Vaksin COVID-19
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. (Wikimedia Commons/UK Prime Minister's Office)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengharapkan negara-negara maju yang tergabung dalam Kelompok Tujuh (G7), sepakat untuk menyumbangkan 1 miliar dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara miskin pada pertemuan puncak yang digelar mulai Jumat ini.

Pernyataan ini dikeluarkan PM Johnson, setelah sebelumnya menyebut Inggris akan menyumbangkan sekitar 100 juta dosis vaksin miliknya untuk negara-negara miskin. 

Inggris diketahui akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin G7 selama tiga hari, 11-13 Juni mendatang di Carbis Bay. PM Johnson mengharapkan, rekan-rekannya di G7 berkomitmen untuk membantu memvaksinasi seluruh dunia pada akhir tahun 2022 medatang, dengan memberikan bantuan 1 miliar dosis vaksin COVID-19.

Meski, rencana ini disebut sejumlah kelompok aktivitas sebagai 'setetes air di lautan', dengan Oxfam memperkirakan bahwa hampir 4 miliar orang akan bergantung pada COVAX untuk vaksin, program yang mendistribusikan vaksin COVID-19 ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

"Sebagai hasil dari keberhasilan program vaksin Inggris, kami sekarang berada dalam posisi untuk membagikan sebagian dosis berlebih kami kepada mereka yang membutuhkannya," kata Johnson pada Hari Jumat 11 Juni, menurut kutipan pengumuman yang keluarkan oleh kantornya seperti dimuat Reuters.

"Dengan melakukan itu, kami akan mengambil langkah besar untuk mengalahkan pandemi ini selama-lamanya," sambung Boris Johnson.

COVID-19 telah menewaskan sekitar 3,9 juta orang dan mengoyak ekonomi global, dengan infeksi dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah sejak kasus pertama diidentifikasi di China pada Desember 2019.

Para ilmuwan menyebut, pandemi COVID-19 hanya akan berakhir setelah seluruh negara divaksinasi. Inggris menjadi salah satu negara terdepan dalam vaksinasi warganya yang sudah mencapai 77 persen. Semenatara Amerika Serikat sudah mencapai 64 persen. 

Dengan populasi global mendekati 8 miliar dan kebanyakan orang membutuhkan dua dosis, serta antisipasi kebutuhan pengadaan suntikan penguat untuk melawan varian baru, kalangan aktivitas menyebut komitmen 1 miliar dosis sebagai langkah awal, namu perlu langkah berikutnya yang lebih cepat.

"Tujuan G7 untuk memberikan 1 miliar dosis harus dilihat sebagai minimum absolut, dan kerangka waktu perlu dipercepat," kata Lis Wallace dari kelompok kampanye anti-kemiskinan ONE.

"Kami sedang berlomba dengan virus ini dan semakin lama memimpin, semakin besar risiko varian baru yang lebih berbahaya yang merusak kemajuan global," lanjutnya. 

Dari 100 juta vaksin Inggris, 80 juta akan disumbangkan ke program COVAX yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sisanya akan dibagikan secara bilateral dengan negara-negara yang membutuhkan.

PM Johnson menyebut nama Presiden Joe Biden dalam menyerukan rekan-rekan pemimpinnya untuk membuat janji serupa dan bagi perusahaan farmasi untuk mengadopsi model Oxford-AstraZeneca dalam menyediakan vaksin selama pandemi.

Untuk diketahui, Inggris akan vaksin yang akan disumbang dari stok yang telah dibeli untuk program domestiknya, dan akan datang dari pemasok AstraZeneca, Pfizer, Johnson&Johnson, Moderna dan lainnya.