Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 40 warga Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, sejak 2020 meninggal dunia akibat virus COVID-19, setelah bertambah dua orang lagi pada Rabu, 9 Juni. 

"Terjadi penambahan kasus kematian karena COVID-19 yang disertai penyakit bawaan dari pasien dua orang, masing-masing dari Kelurahan Garegeh dan ATTS," kata PLT Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bukittinggi, Linda Faroza di Bukittinggi, dilansir Antara, Kamis, 10 Juni.

Ia menjelaskan, data terakhir dari Dinkes Kota Bukittinggi mencatat terjadi penambahan kasus sebanyak 21 orang pada Rabu.

"Rinciannya, dua orang di Kecamatan Guguk Panjang, 13 orang di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dan enam orang dari Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh (ABTB)," kata dia.

Penambahan kasus ini menjadikan Kota Bukittinggi memiliki 1.959 orang terkonfirmasi positif COVID-19 sejak kasus ini muncul pada 2020.

Linda Faroza menambahkan, Pemkot Bukittinggi melalui Dinas Kesehatan berharap warga lanjut usia di kota ini bersedia melakukan vaksinasi gratis untuk langkah antisipasi penyebaran.

"Karena dari data yang didapat, 80 persen pasien yang meninggal itu memiliki usia di atas 60 tahun, dengan itu kita berharap agar lansia bisa terlindungi dari COVID-19 ini dengan pemberiaan vaksin," kata dia.

Dinas Kesehatan juga mengimbau kepada seluruh warga untuk patuh protokol kesehatan dan menjaga kondisi tubuh diri sendiri dan keluarga.

"Mari tingkatkan imun, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, serta selalu berdoa semoga wabah pandemi COVID-19 segera berakhir," kata Linda.

Di Kota Bukittinggi yang masuk dalam zona oranye terus dilakukan imbauan dan penertiban oleh pihak keamanan untuk mematuhi prokes.

Terakhir, petugas berhasil menjaring 30 orang warga yang membandel tidak mengenakan masker di lokasi Pasar Bawah dan Pasar Aur.

Petugas memberikan sanksi sosial dan denda serta melakukan tes rapid kepada pelanggar yang berhasil menemukan satu orang reaktif.