Depan Menteri Sakti Wahyu, KPK Beri 'Tausiah' Cegah Korupsi ke Ibu-Ibu: Ingatkan Suami, Beri Contoh ke Anak
Pimpinan KPK (Foto: Humas KPK/Wardhany Tsa Tsia)

Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta istri para pejabat dan penyelenggara di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mengingatkan suami mereka agar tak terjerat dalam praktik korupsi.

Hal ini disampaikan program pendidikan antikorupsi yang dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Kegiatan ini dilakukan di Gedung Merah Putih KPK pada Rabu, 9 Juni. Dalam kegiatan ini Trenggono yang didampingi pejabat lain di KKP ditemui Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dan Nawawi Pomolango.

"Kami di KPK mengundang kalau dia pejabatnya bapak-bapak, kita undang ibu-ibunya. Karena kami ingin mendorong apa pencegahan dan pendidikan korupsi itu berbasis keluarga," kata Alex dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan.

Dia mengatakan, para istri dari pejabat tersebut diminta melakukan pengawalan kepada suami dan pembinaan terhadap anak-anak di rumahnya untuk mencegah korupsi. Selanjutnya, di akhir acara, istri yang hadir termasuk istri Menteri KKP diminta memakaikan jaket ke suaminya.

"Kita minta pasangan itu memakaikan jaket dipakai oleh Pak Dirjen, Pak Menteri (KKP, red) untuk membisikkan sambil mengenakan jaket itu, 'pak, jangan korupsi ya ingat keluarga di rumah beri, contoh yang baik untuk anak-anak'," ungkapnya.

Hal ini, kata Alex, bertujuan agar para penyelenggara negara dan pejabat di KKP tak melakukan perbuatan tercela. Termasuk melakukan korupsi.

"Itu sebetulnya kegiatan KPK tadi terutama dengan Kementerian KKP untuk memberikan pembekalan dengan terkait nilai nilai integritas pada para penyelenggara dan pejabat negara," jelas dia.

Sementara itu, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan apa yang dilakukan komisi antirasuah sebagai langkah mencegah korupsi sudah sangat baik. Dia bahkan mengatakan, pembekalan semacam ini harus dilakukan secara terus menerus.

"Pembekalan ini tidak boleh hanya sekali tapi setiap periode barangkali. Entah itu setahun sekali atau setiap awal tahun berapa kali gitu kita selalu harus ada pertemuan dengan pimpinan dan seluruh anggota pimpinannya juga untuk kemudian kita bisa saling diskusi," katanya dalam konferensi pers yang sama.

Trenggono juga menyebut, selain melakukan pembekalan, pihaknya menyampaikan temuan di lapangan yang kemudian didiskusikan. Tujuannya agar penyimpangan tidak terjadi.

"Banyak hal juga temuan-temuan di lapangan yang kita lakukan itu perlu kita diskusikan agar kita tidak tergoda dan menyimpang," tegasnya.

"Saya sudah minta kepada Dirjen di setiap kegiatan Kementerian Kelautan dan Perikanan di seluruh Direktorat Jenderal itu selalu ada pendampingan. itu adalah salah satu upaya yang kita lakukan," pungkas Trenggono.