JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba-tiba mengakhiri konferensi persnya. Hal tersebut terjadi setelah sebuah perdebatan yang kontroversial.
Melansir CNN, Selasa 12 Mei, Trump meminta seorang wartawan Asia-Amerika untuk bertanya kepada China tentang pertanyaannya, dan kemudian menolak untuk menerima pertanyaan dari wartawan Gedung Putih lainnya.
Wartawan yang menanyainya tersebut bernama Weijia Jiang. Dia lahir di China dan berimigrasi ke AS ketika berusia dua tahun. Weija Jiang adalah koresponden Gedung Putih dari CBS News.
Weijia Jiang bertanya kepada Trump mengapa ia melihat pengujian virus corona sebagai kompetisi global ketika lebih dari 80.000 orang warga AS meninggal akibat COVID-19. Bukannya menjawab dengan sebuah penjelasan, Trump justru menyuruh Weijia Jiang untuk menanyakannya ke China.
"Mungkin itu pertanyaan yang harus Anda tanyakan ke China. Jangan tanya aku. Tanyakan pada China pertanyaan itu, oke?" kata Trump kepada Jiang.
Trump berusaha untuk melanjutkan dengan memilih Kaitlan Collins, koresponden Gedung Putih untuk CNN, mengajukan pertanyaan. Namun saat Collins hendak menyebutkan pertanyaannya, Jiang menyelanya dengan kembali mengajukan pertanyaan yang cukup mengejutkan.
"Tuan, mengapa Anda mengatakan itu kepada saya secara khusus?" tanya Jiang yang tampak terkejut oleh jawaban Trump sebelumnya.
"Saya hanya memberitahu Anda. Saya tidak mengatakannya secara khusus kepada siapa pun. Saya mengatakannya kepada siapa pun yang mengajukan pertanyaan yang jahat," kata Trump.
"Itu bukan pertanyaan jahat," kata Jiang.
BACA JUGA:
Trump kemudian melihat lagi untuk mengambil pertanyaan dari reporter lain. Collins, yang awalnya membiarkan Jiang mengajukan pertanyaan lanjutan kepada Trump, mendekati mikrofon. Namun belum mengajukan pertanyaan, Trump sudah menunjuk wartawan lain untuk mengajukan pertanyaan.
"Aku punya dua pertanyaan," kata Collins.
"Tidak, tidak apa-apa," jawab Trump.
"Tapi Anda menunjuk saya. Saya punya dua pertanyaan, Tuan Presiden. Anda memanggil saya," kata Collins.
"Ya dan kamu tidak menanggapi, dan sekarang aku memanggil wanita muda di belakang," kata Trump.
Namun setelah perdebatan tersebut, Trump justru malah mengakhiri konferensi pers tersebut. Konferensi pers diakhiri dengan sangat tidak baik dan sedikit tegang.
Senator dari Vermont, Bernie Sanders, menyebut kejadian tersebut sangat menyedihkan dan mengungkapkannya di Twitter bahwa Trump adalah seorang pengecut yang menjatuhkan orang lain untuk membuat dirinya merasa kuat.
Pretty pathetic. Mr. Trump is a coward who tears down others to make himself feel powerful. https://t.co/A4HvLyTdpn
— Bernie Sanders (@SenSanders) May 11, 2020
Beberapa kritik juga mengatakan bahwa pernyataan Trump terhadap Weijian Jiang bersifat rasis. Hal ini bukan pertama kalinya Weijia Jiang dihadapkan dengan pernyataan rasis di Gedung Putih. Jiang pernah mengatakan bahwa seorang pejabat Gedung Putih, yang tidak dia sebutkan namanya menyebut coronavirus sebagai "Kung-flu" saat berada di hadapannya.
The President’s unprofessionalism is always revealed most clearly when he is interacting with female reporters—@kaitlancollins, @weijia, and @Yamiche specifically come to mind—who conduct themselves calmly and professionally in response.
— Olivia Nuzzi (@Olivianuzzi) May 11, 2020
Pengkritik lain menyatakan bahwa apa yang terjadi dalam konferensi pers tersebut penuh dengan seksisme.
"Tidak profesionalnya Presiden selalu terungkap paling jelas ketika dia berinteraksi dengan wartawan wanita," kata Olivia Nuzzi, koresponden Washington untuk majalah New York.