Pidato Trump Dianalisa Lewat Bot, Alatnya Langsung Rusak
Ilustrasi (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Banyak masyarakat yang tidak memahami kosakata Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat berpidato maupun menyampaikan pendapatnya di media sosial. Hal ini membuat ilmuan melakukan penelitian.

Startup teknologi FactSquared, menciptakan bot Artificial Intelligence (AI). Bot ini bisa menganalisa pidato manusia. Alat ini pun dicoba mendeteksi 11 juta kata yang telah diucapkan Trump sejak 1976.

Adapun 11 juta kata itu meliputi wawancara, pidato kampanye, penampilan media, dan postingan di media sosial. Namun, saat pertama kali diuji coba, bot yang dijuluki Margaret gagal alias rusak memahami pidato Trump. Bahkan, harus membawa seorang spesialis untuk menghapus semua tata bahasa dan kode sintaksis pada bot tersebut.

"Itu masih mencoba untuk membubuhkan tanda baca seperti itu di dalam bahasa Inggris dengan kosakata Trump," kata CEO FactSquared, Bill Frischling seperti dikutip dari Business Insider, Minggu 10 Mei.

Alat ini terinspirasi dari karakter The West King sebagai sosok yang teliti. Bot AI ini juga tersedia online untuk dicari pengguna. Bot tersebut dapat memprediksi apakah Trump berbohong, marah, dan menunjukkan stres setiap kali berbicara di depan kamera.

Frischling bercerita, ia cukup menghadapi tantangan unik untuk membuat Margaret mengetahui apa, tepatnya, yang dikatakan Trump, apalagi menyoal kejujuran yang diucapkan suami Melania Trump tersebut.

Diketahui, FactSquared juga menjadikan Margaret sebagai sumber bagi jurnalis dan sejarawan. Startup itu pun juga melisensikan teknologi ke Amazon, yang menggunakannya untuk membantu Alexa menjawab pertanyaan pengguna tentang Trump dengan cara yang lebih akurat.

Margaret tidak hanya membuat katalog transkrip pidato, tetapi juga dapat memeriksa klaim Trump secara independen menjalankan pertanyaan materi pada catatan publik. Margaret juga telah diberi kode dengan alat pembelajaran mesin yang memungkinkannya mengidentifikasi berbagai kondisi emosional dan psikologis Trump ketika ia berbicara.

Menurut hasil dari Margaret, Trump berbicara dengan 220 kata per menit ketika dia tidak membacakan teleprompter, yang hampir dua kali lipat rata-rata untuk orang Amerika yang berbicara tanpa persiapan. Tapi dia memperlambat bisikan menjadi sekitar 111 kata per menit. Trump juga memperlihatkan beberapa tanda-tanda stres fisik ketika berbohong, sementara bagi kebanyakan orang selain Trump, saat mereka berbohong akan menunjukkan tanda-tanda ketegangan fisik.

Margaret telah menemukan bahwa tanda paling pasti saat Trump benar-benar marah adalah ketika dia berhenti menggerakkan tangannya, yang sebaliknya sering dia gunakan ketika berbicara.

"Ketika dia berhenti membuat gerakan, itu adalah - sesuatu yang harus dihati-hati. Apa pun yang akan terjadi, bertahanlah di tempat Mu," jelas Frischling.

Satu wawasan menyeluruh yang dikembangkan Margaret dari mempelajari pernyataan publik Trump adalah bahwa pada akhirnya hanya ada sedikit hubungan antara apa yang ia katakan dan lakukan.

"Misalnya seperti saat Trump berbicara mengenai proposal suatu kebijakan yang buruk, tetapi kemudian, ia menandatangani proposal itu dan menyetujuinya dalam 10 jam berselang dari pidatonya," ungkap Frischling.