BAUBAU - Juru bicara Satgas COVID-19 Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, dr Lukman mengatakan meninggalnya satu karyawan BUMN bukan karena vaksinasi, melainkan yang riwayat penyakit kronis.
"Kami sampaikan juga bahwa vaksinasi dosis kedua yang diterima bersangkutan (Ny. WDP) itu bukan lima hari lalu tetapi satu bulan yang lalu. Dan dari data yang ada, kami pun meyakini bahwa Ny. WDP (31) meninggal bukan karena vaksinasi COVID-19, yang bersangkutan mempunyai riwayat penyakit kronis," ungkap dr Lukman dikutip Antara, Jumat, 4 Juni.
Selain itu, dokter spesialis penyakit dalam itu menyampaikan kasus gejala cemas peserta vaksinasi dengan inisial MA yang merupakan seorang guru, tidak berkaitan dengan vaksinasi.
"Karena gejala-gejala cemas yang dialami sudah dialami sejak awal sebelum diberikan vaksinasi, dan dari data-data yang ada, kami pun meyakini bahwa hal itu tidak menjadi kejadian ikutan dari imunisasi," ujarnya.
Menurutnya, seorang yang menerima vaksinasi berinisial ARW sebelum meninggal mengeluh nyeri dada dan vaksinasi yang diterima itu tiga bulan yang lalu.
"Jadi dari data-data yang ada pada tiga laporan pemberitaan di media massa terkait MA, WDP dan ARW seluruhnya tidak berkaitan dengan vaksinasi COVID-19. Dari data-data yang ada kami menyakini seperti itu," tutur Lukman.
BACA JUGA:
Dirut BLUD RSUD Baubau ini mengatakan, dalam menyukseskan program vaksinasi COVID-19 itu dukungan dan kerja sama semua pihak diharapkan sehingga target-target imunisasi untuk mempercepat tercapainya kekebalan komunitas dicapai.
"Suksesnya vaksinasi juga ditentukan oleh kesadaran masyarakat, oleh peran aktif kita dalam memberitakan persoalan vaksinasi ini. Kita tidak ada bisa mencapai kekebalan komunitas jika target vaksinasi tidak tercapai," kata Lukman.
Lukman menyebutkan saat ini realisasi vaksinasi di daerah itu di angka 77,53 persen atau sangat meningkat dibanding pekan-pekan sebelumnya. Mengenai sasaran vaksinasi pada tahap ini tetap pada kelompok-kelompok yang memberikan layanan publik dan lanjut usia.
"Yang sudah divaksinasi seluruhnya berjumlah 12.846, artinya dari jumlah itu telah mendapatkan dosis pertama dan kedua dari 30 ribu lebih sasaran kita untuk kelompok SDM kesehatan, pemberi layanan publik, dan lanjut usia," ujarnya.