Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim meminta pemerintah daerah membuka sekolah dan menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) pada bulan Juli mendatang.

Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut Pemprov DKI belum memutuskan untuk menerapkan PTM pada seluruh sekolah di Ibu Kota atau tidak, pada tahun ajaran baru mendatang.

"Tentu, kita tidak ingin mengambil kebijakan yang salah. Sekalipun dimungkinkan tatap muka kita akan melakukan pengecekan, penelitian yang lebih konprehensif, yang lebih mendalam, lebih teliti, dan memperhatikan dampak yang mungkin terjadi," ujar Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 4 Juni.

Riza mengatakan, Pemprov DKI akan melakukan evaluasi, rapat-rapat dengan Forkopimda, epidemiolog, Satgas Pusat untuk memutuskan apakah akan menerapkan PTM pada bulan Juli.

Apalagi, beberapa waktu terakhir, mobilitas warga masih cukup tinggi akibat mudik lebaran dan kegiatan silaturahmi. Menurut dia, di Jakarta telah muncul varian baru COVID-19.

"Kita memang sudah melakukan uji coba, asesmen sebelumnya dan alhamdulillah berhasil. Nanti kita akan lihat apakah dimungkinkan uji coba terbatas ditingkatkan jumlahnya atau nanti uji coba tatap muka belum menjadi keputusan. Kita lihat perkembanganya," jelas dia.

Sebelumnya, Nadiem meluncurkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUDdikdasmen) di Masa Pandemi COVID-19.

Mendikbudristek Nadiem Makarim mengaku masih ada sejumlah sekolah yang takut untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas akibat COVID-19. 

Bahkan, masih ada sekolah di daerah dengan zona hijau atau tanpa ada kasus COVID-19 yang masih belum membuka sekolahnya meskipun telah diperbolehkan.

"Saya bisa memahami kekhawatiran ibu dan bapak sekalian sebagai guru, tenaga pendidik, dan orang tua khususnya, terkait kesehatan dan keselamatan anak-anak kita," kata Nadiem dalam peluncuran panduan secara virtual.

Tapi, Nadiem meminta semua pihak menyadari kekurangan sistem belajar secara daring (online). Di mana, para siswa tak mampu menyerap materi pembelajaran secara utuh. 

"Kita juga perlu mengingat risiko jika kita tidak segera mulai PTM terbatas. Kita juga perlu mengingat dampak jangka panjang dari risiko tersebut," ujar Nadiem.