MEDAN - Kuliah umum Ikatan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara (Imahara) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) disusupi video porno. Kuliah umum ini membahas tentang status pegawai KPK menjadi ASN.
Kuliah umum di USU ini diduga diretas hingga akhirnya disusupi video porno oleh pihak tidak bertanggungjawab. Hal tersebut, dibenarkan oleh Guru Besar Ilmu Hukum USU, Prof Ningrum Sirait.
Dalam kuliah umum itu, Prof Ningrum menjadi pembicara pembuka. Selain dia, pembicara lainnya yakni Beni Kurnia Illahi dosen Fakultas Hukum Universitas Bengkulu sekaligus Peneliti Pusako Fakultas Hukum Universitas Andalas.
"Iya benar," ungkap Prof Ningrum saat dikonfirmasi, Jumat, 4 Juni.
Prof Ningrum menjelaskan video porno itu, muncul saat closing statement dalam kuliah umum. Dia saat itu lantas berbicara agar tak menghiraukan video porno yang disusupi hingga kegiatan tetap berjalan.
"Kami jalan terus, pas ketika saya memberikan closing statement. Jalan terus dan tidak kami hiraukan," ungkapnya.
Ningrum sangat menyesalkan tindakan pihak tidak bertanggungjawab yang menggangu dalam kegiatan tersebut.
"Waduh, manalah mungkin kita menduga. Yang pasti ya, yang tidak senang dengan acara itu saja. Kegiatan akademik (Kuliah Umum) kan normal saja," tuturnya.
Menurutnya, ada rencana untuk melaporkan kejadian kepada pihak kepolisian. Namun, masih dilakukan pertimbangan oleh internal Fakultas Hukum USU sebagai pihak penyelenggara kuliah umum itu.
"Lagi kami pertimbangkan melaporkan (kejadian itu). Ada cyber police kan (untuk mengusut)," jelasnya.
"Teknologi yang meretas (hacker) jago sekali," ungkapnya.
BACA JUGA:
Ningrum mengatakan hacker itu mampu mengendalikan dan menguasai kuliah umum yang dilaksanakan tersebut. Dengan menampilkan video porno di ujung acara webinar itu.
"Bisa mengambil kontrol screen share (yang disusupi video porno). Padahal, yang punya (kendali) pembicara dan panitia," jelas Prof. Ningrum.
Prof. Ningrum menduga sang pembajak mendukung pelemahan KPK. "Kalau mereka (hacker) sepakat dengan isi program pembahasan kami (tentang KPK). Pasti kami tidak di hacker. Logika saja," ujar Prof Ningrum.