Megawati Bakal Panggil Mensos Risma, Mau Bahas Apa?
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berencana memanggil Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Pertemuan ini, kata dia, akan membahas soal isu stunting atau kurang gizi yang masih dialami oleh anak-anak di Tanah Air hingga saat ini.

"Ayo, Mbak Risma yang kuat. Pokoknya nanti datang ya, ketemu saya. Saya mau ketemu," kata Megawati dalam sambutannya di acara peresmian 25 kantor baru PDIP yang ditayangkan di YouTube PDI Perjuangan, Minggu, 30 Mei.

Presiden ke-5 RI itu kemudian memberikan contoh masalah stunting atau gizi buruk yang dialami anak-anak. Salah satunya, di wilayah Cempaka Putih yang banyak dihuni keluarga yang tinggal di bedeng atau rumah sementara.

Di atas tanah dengan luas tak sampai 500 meter persegi, kata Mega, banyak anak-anak yang tinggal bersama keluarganya. Dia mengatakan, masyarakat yang tinggal di sana kebanyakan bukan warga asli Jakarta.

"Bayangin di Jakarta Pusat, di Cempaka Putih, ada tanah barangkali tidak sampai 500 meteran. Itu yang tinggal disitu keluarga yang hidup di bedeng-bedeng. Dengerin itu mbak, ntar saya kasih lihat tempatnya. Coba bayangkan Mbak Risma, itu bedeng kerjaan itunya apa. Jadi jualan makanan di gerobak tapi anaknya ada tiga. Kalau ditanya kehidupannya, padahal itu orang daerah," ungkapnya.

Masalah ini menurutnya terkait juga dengan isu urbanisasi atau perpindahan masyarakat desa ke kota demi mencari hidup. Baginya, perlu dicari alasan sehingga masyarakat merasa tak bisa menghidupi diri jika tetap tinggal di desa.

"Maksud saya persoalan urbanisasi benernya piye ya? Sampai saya ngomong ke Pak Jokowi. Ini gimana kok pasti nyari makan di kota-kota besar," ungkapnya.

Namun bagi Megawati, respons yang paling cepat yang bisa dilakukan adalah bila perempuan Indonesia memikirkan atau coba membayangkan masa depan anak-anak yang tinggal di tempat demikian. 

"Anak ini masa depannya gimana? Dari gizi sudah tidak memenuhi persyaratan, bagaimana kemudian dari sisi sekolahnya?" lanjut dia.

Karena itulah dia mengajak perempuan Indonesia untuk ikut memikirkan masalah ini, minimal dari lingkungan terdekatnya sendiri. "Apa ibu-ibu tak bicara dengan suaminya soal itu?" ujarnya.