JAKARTA - Insiden penembakan massal yang memilukan kembali terjadi di Amerika Serikat. Delapan orang pekerja transportasi umum tewas dan sejumlah lainnya luka-luka, saat rekan kerja mereka mengumbar tembakan, Rabu 26 Mei waktu setempat.
Pelaku dalam insiden di Kompleks pemeliharaan kereta api San Jose, San Francisco ini, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Peristiwa penembakan kesekian kalinya ini, sampia membuat Gubernur Negara Bagian California Gavin Newsom bingung.
Melansir Reuters Kamis 27 Mei, Deputi Sherif Santa Clara County Russell Davis menyebut tim penjikan bom dikerahkan ke lokasi, setelah ditemukan satu alat peledak. Smith mengatakan, pihaknya tidak terlibat baku tembak dengan pelaku
Sementara, Sheriff Laurie Smith mengatakan kepada wartawan, tembakan masih terjadi ketika deputi pertamanya tiba di tempat kejadian. Pelaku pun bunuh diri saat mengetahui polisi datang.
Smith memuji tindakan cepat oleh para deputi sheriff, yang bergegas ke tempat kejadian dari markas mereka sendiri di sebelah halaman rel, mencegah apa yang mungkin merupakan korban jiwa yang jauh lebih besar.
Dalam kesempatan sama, Gubernur Negara Bagian California Gavin Newsom mengecam keras sekaligus kesal dengan kembali terulangnya kekerasan bersenjata di kalangan warga sipil Amerika Serikat.
"Ada kesamaan dalam hal ini dan mati rasa itu, menurut saya, adalah sesuatu yang kita semua rasakan," kata Newsom.
"Ini menimbulkan pertanyaan, Apa yang sedang terjadi di Amerika Serikat? Apa yang salah dengan kita dan kapan kita akan mengatasi ini?" tanya.
Pihak berwenang tidak menyebutkan nama atau usia pria bersenjata itu. Namun, San Jose Mercury News dan outlet media lainnya mengidentifikasi pelaku sebagai Samuel Cassidy, 57, seorang pekerja Valley Transportation Authority (VTA), penyedia layanan kereta api dan bus di San Jose yang bergabung di tahun 2012.
"Sebuah tragedi mengerikan telah terjadi hari ini dan pikiran serta cinta kami tertuju pada keluarga VTA," Glenn Hendricks, ketua dewan VTA, mengatakan kepada wartawan.
Penembakan terjadi di bagian halaman rel tempat pekerja melakukan perawatan pada kendaraan, dan tidak berada di pusat operasi dan kendali fasilitas. Layanan kereta api di jalur komuter dihentikan setelah penembakan," sambung Glenn.
Terpisah, Gedung Putih menyebut Presiden Joe Biden sudah diberitahu mengenai insiden ini, sementara sejumlah staf dan pejabat terkait memantau serta berkoordinasi dengan pejabat di California.
"Yang jelas, seperti yang dikatakan presiden, kami menderita epidemi kekerasan senjata di negara ini, baik dari penembakan massal maupun dalam kehidupan yang diambil dalam kekerasan senjata setiap hari yang tidak menjadi berita utama nasional," sebut juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, ada 200 insiden penembakan massal di Amerika Serikat dalam 132 hari pertama tahun ini, menurut laporan oleh Gun Violence Archive, kelompok penelitian nirlaba yang mendefinisikan insiden seperti yang terjadi di mana empat orang atau lebih, selain penyerang, ditembak, berapa pun jumlah yang terbunuh.