Terancam Punah, 6 Beruang Hitam Asia Lahir di Taman Nasional Jirisan
Beruang hitam Asia. (Wikimedia Commons/ThomasMelle)

Bagikan:

JAKARTA - Kabar gembira datang dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Layanan Taman Nasional Korea. Mereka yang berencana untuk mendaki di Taman Nasional Jirisan musim panas nanti, mungkin akan bertemu dengan anak beruang hitam Asia yang lahir di sana tahun ini.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Layanan Taman Nasional Korea, empat betina dewasa beruang hitam Asia telah melahirkan enam anak tahun ini. Mereka memastikan keberadaan anak-anaknya melalui kamera yang dipasang di dalam dan sekitar area hibernasi beruang.

Melansir Korea Times, beruang hitam Asia melakukan hibernasi dari sekitar akhir Desember hingga Maret tahun berikutnya. Biasanya mereka melahirkan satu atau dua anak pada bulan Januari atau Februari di sarang hibernasi mereka. Anak-anaknya tumbuh dengan cepat, beratnya sekitar tiga hingga empat kilogram ketika mereka keluar dari sarang.

Sejauh ini, salah satu induk beruang telah melahirkan tujuh anak, termasuk satu yang lahir tahun ini dan satu tahun lalu. Dia kehilangan satu kakinya pada tahun 2017 setelah terjebak dalam jerat, tetapi cacat tersebut belum menjadi penghalang baginya untuk merawat anaknya di alam liar," terang Layanan Taman Nasional Korea.

"Beruang lain berusia 18 tahun, dianggap setara dengan manusia berusia 70 tahun, melahirkan anak pada usia ini jarang terjadi. Dia dilepas liarkan ke Gunung Jiri pada tahun 2004," terang Layanan Taman Nasional Korea.

Berdasarkan proyek pemulihan, beruang hitam Asia diklasifikasikan sebagai spesies terancam punah level satu akibat pemburu liar dan perusakan habitat. 

beruang hitam asia
Beruang hitam Asia. (Wikimedia Commons/Guérin Nicolas)

Pemerintah Korea Selatan pun mulai melepaskan beruang ke Taman Nasional Jirisan pada tahun 2004. Diperkirakan sedikitnya 74 beruang hitam Asia hidup di Taman Nasional Jirisan dan Deogyusan, termasuk enam yang lahir tahun ini.

Dengan bertambahnya populasi beruang, semakin banyak pendaki yang menyaksikan beruang di alam liar, yang terkadang berbahaya. Terlebih, jelang musim panas, di mana taman nasional akan ramai dikunjungi sementara beruang pun akan aktif sepenuhnya.  

Layanan Taman Nasional menyarankan pengunjung taman untuk mengambil tindakan pencegahan. Spanduk yang menyarankan pejalan kaki untuk berhati-hati dipasang di sekitar habitat beruang utama. Jerat beruang yang dipasang secara ilegal pun dibersihkan di area taman nasional.

"Pengunjung taman nasional disarankan untuk bepergian dalam kelompok dan mereka tidak boleh memberi makan beruang atau mencoba mengambil foto. Pengunjung juga disarankan untuk tetap berada jalur yang sudah disediakan," papar Layanan Taman Nasioanl.

Selain itu, penduduk lokal juga disediakan alat pencegah serangan beruang. Dalam kasus baru-baru ini, seekor beruang dilaporkan telah memasuki kandang ayam di Gwangyang, Provinsi Jeolla Selatan, tetapi beruang tersebut telah meninggalkan tempat kejadian pada saat pengawas hewan tiba.

Untuk diketahui, beruang hitam Asia memiliki sejumlah subspesies, yakni beruang hitam Formosan yang habitatnya di Taiwan; beruang hitam pakistan di selatan Balochistan; beruang hitam Jepang di Pulaou Honshu dan Shikoku; beruang hitam Himalaya di kawasan Kashmir, Sikkim dan Himalaya; beruang hitam Indochina di Assam, Nepal, Myanmar, Mergui, Thailand dan Annam dan yang terbesar adalah beruang hitam Ussuri yang tersebar di selatan Siberia, utara China dan peninsula Korea.