Anies Dituding Dapat Rumah, Gerindra Sentil Denny Siregar Pendukung Ahok Belum Bisa <i>Move On</i>
Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi Gerindra Mohamad Taufik (Diah Ayu/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi Gerindra Mohamad Taufik mengkritik Denny Siregar yang menuding Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat hadiah rumah mewah dari pengembang reklamasi.

Menurut Taufik, isu yang digulirkan Denny hanya sebatas ungkapan kekesalan Denny sebagai pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Denny dianggap masih belum bisa terima Ahok kalah dalam Pilgub DKI 2017.

"Denny Siregar kan memang belum move on aja. Dia maunya calon dia yang menang. Orang itu kalau kalah, pendukungnya itu, sakit hatinya seumur hidup.Terus kalau orang lain yang menang dianggap enggak benar," kata Taufik di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, 24 Mei.

Menurut Taufik, tidak mungkin Anies Baswedan menerima sebuah rumah apalagi rumah mewah. Menurut dia, rumah modern di gambar yang tersebar itu bukan selera Anies.

"Orang ini enggak ngerti taste-nya Pak Anies kayak apa. Bukan tipe rumah dia kayak gitu. Rumahnya antik. Sudah telusuri itu rumah yang mau dijual di daerah Cipayung, bukan Kebayoran Baru," ujarnya.

Taufik menilai Anies tak akan meladeni apalagi sampai membawa tudingan itu ke jalur hukum. Oleh karenanya, Taufik meminta Denny Siregar sadar perbuatannya keliru.

"Mudah-mudahan, setelah membuat isu keliru itu kesadaran spiritual buat para penyebar-penyebar fitnah itu, kembali ke jalan yang lurus. Semoga ada kesadaran apa yang dilakukannya itu keliru dan bisa merusak orang," jelas Taufik.

Diberitakan sebelumnya, pegiat media sosial Denny Siregar membongkar isu dugaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerima hadiah sebuah rumah mewah dari pengembang reklamasi.

Informasi ini disampaikan Denny Siregar dalam akun Twitternya @DennySiregar7. Namun Denny tidak merinci dari mana sumber informasi itu.

"Ada isu @aniesbaswedan terima hadiah rumah dari pengembang reklamasi. Ah, yang bener ??'," kata Denny dikutip Sabtu, 22 Mei.

Denny pun meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami informasi ini. Tujuannya untuk menguji informasi itu benar atau tidak. "Supaya jangan terjadi fitnah, mungkin @KPK_RI bisa bantu selidiki..," ujar Denny.