Menko PMK Muhadjir Minta Masyarakat Tak Berlebihan Sikapi Isu Palestina
Muhadjir Effendy (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta masyarakat tak berlebihan dalam bersikap saat menggelar aksi solidaritas terhadap warga Palestina. Apalagi, saat ini pandemi COVID-19 masih terjadi di Tanah Air.

Menurutnya, dukungan yang seharusnya bersifat positif jangan sampai mengganggu ketertiban umum serta mengabaikan protokol kesehatan.

"Saya mohon masyarakat menyikapi secara proporsional, tidak berlebih-lebihan. Mengingat kita sendiri juga sedang dalam suasaana prihatin yaitu bagaimana kita berupaya keras untuk menangani wabah COVID-19 dengan segala dampaknya," kata Muhadjir melalui keterangan tertulisnya, Senin, 24 Mei.

Selain itu, Muhadjir juga mengingatkan agar masyarakat hati-hati dalam memberikan sumbangan untuk membantu warga Palestina. 

Muhadjir meminta sumbangan tersebut sebaiknya disalurkan melalui badan atau lembaga resmi yang telah memiliki izin atau pihak Kementerian Sosial.

Alasannya, agar tak terjadi penyalahgunaan atau penyelewengan dana bantuan sosial kemanusiaan dari masyarakat Indonesia untuk warga Palestina. "Kita juga harus pastikan sumbangan-sumbangan itu betul-betul tepat sasaran dan tidak ada yang dimanfaatkan oleh mereka-mereka yang tidak bertanggungjawab,” ujar eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini

"Momentum-momentum di mana masyarakat terdorong karena empatinya, rasa kegotong-royongannya kemudian mengeluarkan bantuan-bantuan itu agar jangan sampai dimanfaatkan oleh mereka yang tidak bertanggungjawab,” imbuh Muhadjir.

Sebelumnya, Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah memastikan bahwa dukungan Pemerintah Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka merupakan amanat konstitusi. Amanat itu mengacu pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. 

Dalam pertemuan offline di depan sidang Majelis Umum PBB ke-67 di New York beberapa waktu lalu yang dihadiri 103 negara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan sikap Indonesia atas isu Palestina.

"Dalam pernyataan saya, saya menegaskan satu pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri, yaitu berapa lama lagi kita akan membiarkan kejahatan tersebut terus berlangsung. Kita semua memahami bahwa konflik ini bersifat asimetris, yaitu antara Israel sebagai penjajah, dan bangsa Palestina yang diduduki dan terus menerus ditindas," ungkap Retno.

"Saya tekankan bahwa dalam penjajahan dalam konflik Israel-Palestina adalah isu utama. Jadi sekali lagi, isu utamanya adalah mengenai penjajahan. Masyarakat internasional berutang pada bangsa Palestina, yaitu sebuah kemerdekaan bangsa Palestina yang terus tertunda untuk berdampingan dan setara dengan kita semua," imbuhnya.