Mudik Dilarang, Jalur Tikus Jadi Pilihan
Ilustrasi (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Larangan mudik sudah diterapkan selama lima hari. Sudah ribuan kendaraan dipaksa kembali ke Jakarta. Belakangan, masyarakat yang menghindari pemeriksaan petugas mencari jalur alternatif atau jalur tikus.

Direktur Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, dalam skema penerapan aturan larangan mudik, pengawasan jalur alternatif dilakukan oleh petugas di tingkat Polsek. Sebab, mereka lebih memahami jalur mana saja yang kerap digunakan masyarakat.

"Jalur untuk mudik ada yang diawasi oleh Polda yaitu, jalan tol. Kemudian, oleh Polres di jalan arteri non-tol, terakhir itu pengawasan oleh Polsek di jalan-jalan alternatif," ucap Sambodo di Jakarta, Rabu, 29 April.

Walaupun penyekatan sudah dilakukan, kata Sambodo, tidak seluruh pemudik berhasil dicegat oleh petugas. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor dan alasan, serta pertimbangan.

"Semua jalur sudah kita upayakan untuk kita sekat, baik oleh Polda, Polres, dan Polsek. Tapi tidak mungkin juga 100 persen berhasil kita sekat semua," ungkap Sambodo.

Terkait hasil penindakan di hari ke lima per Selasa, 28 April, sebanyak 886 kendaraan yang dipaksa putar balik dari checkpoint tol Cikarang Barat, tol Bitung, dan beberapa jalan arteri.

Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan jumlah kendaraan roda dua. Sebanyak 102 sepeda motor dipaksa untuk tidak melanjutkan perjalanan ketika akan menuju daerah Karawang, Jawa Barat.

"Memang terjadi peningkatan jumlah sepeda motor yang diputat balik. Paling banyak terjadi di Kedung Waringin," ungkap Sambodo.

Kepala Korlantas (Kakorlantas) Polri Irjen Istiono menambahkan, penindakan terhadap para pengendara yang menggunakan jalur alternatif paling banyak dilakukan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Mereka pun diminta untuk putar balik ke arah Jakarta.

Kendati demikian, jumlah kendaraan yang digunakan untuk mudik dari DKI Jakarta berangsur-angsur menurun sejak larangan tersebut mulai diberlakukan, pada Jumat, 24 April.

"Ada sih (yang mudik melalui jalur tikus), tapi persentasenya kecil. Banyak yang diputar arah di perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah," kata Istiono.

Ilustrasi (Angga Nugraha/VOI)Caption