Bagikan:

JAKARTA - Penindakan aturan larangan mudik di beberapa checkpoint berhasil menekan jumlah pelanggar beberapa waktu lalu. Selama tiga hari penindakan, terjadi penurunan jumlah kendaraan yang meninggalkan wilayah Jakarta, Depok, Tangerang Bekasi (Jadetabek) mencapai 50 persen. Namun, di hari keempat terdapat kenaikan.

Berdasarkan data kepolisian, penindakan di hari pertama pada dua titik checkpoint berjumlah 1.873 kendaraan. Dengan rincian, 1.021 kendaraan di Tol Cikarang Barat dan 852 kendaraan di Tol Bitung.

Kemudian, penurunan jumlah kendaraan juga terjadi di beberapa hari berikutnya. Sekitar 1.293 kendaraan dipaksa memutar balik ke tempat awal di hari kedua penindakan dan hari ketiga hanya 875 kendaraan.

Direktur Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyebut, penurunan jumlah kendaraan yang akan keluar dari Jadetabek dinilai karena kesadaran masyarakat yang sudah tinggi. Sehingga, masyarakat memilih untuk menaati peraturan yang dikeluarkan pemerintah.

"Tingkat kesadaran masyarakat semakin meningkat untuk tidak mudik," ucap Sambodo di Jakarta, Selasa, 28 April.

Meski di tiga hari penindakan jumlah kendaraan mengalami penurunan, di hari keempat kendaraan yang mencoba keluar dari Jakarta dan daerah penyanggah lainnya mengalami sedikit peningkatan.

Berdasarkan data yang ada, di hari keempat penindakan sebanyak 907 kendaraan dipaksa kembali ke tempat asal. Sehingga, jika dibandingkan dengan penindakan di hari ketiga jumlahnya megalami peningkatan.

"Penindakan hari keempat 907 kendaraan diputarbalikkan. Kendaraan itu terdiri dari 458 kendaraan pribadi roda empat, 83 sepeda motor dan 366 kendaraan umum," papar Sambodo.

Pengamat Analisis Kebijakan Publik Agus Pambagio meminta pemerintah mesti lebih tegas dalam melakukan tindakan pelarangan mudik ini. Hal ini karena jumlah pelanggar aturan larangan mudik bisa mencapai ribuan dalam sehari.

"Pemerintah harus tegas karena sejauh ini masih kurang. Apapun upaya pemerintah jika masyarakat kurang yakin dengan hal itu, maka akan sama saja," ucap Agus.

Sementara, Analisis Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah menyebut, tingginya jumlah pelanggar aturan larangan mudik, disebabkan karena kurangnya sosialisasi. Namun, bukan karena infromasi itu benar-benar minim, tapi karena banyak masyarakat yang tak peduli. 

"Banyak masyarakat yang cuek tidak mau mendengar imbauan dari pemerintah. Jadi semua upaya pemerintah pun seperti tidak ada gunanya," kata Trubus.