Muncul Klaster COVID-19 di Cipayung, DPRD Sindir Anies Tak Antisipatif, Anggap PPKM Mikro Cuma Jargon
ILUSTRASI/RAPID TEST ANTIGEN (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak menyesalkan adanya klaster COVID-19 lingkup RT di Cipayung dan Ciracas, Jaktim. Bagi Jhonny, Pemprov DKI yang dipimpin Anies Baswedan tak antisipatif.

“Saya pikir Pemprov enggak antisipatif. Yang saya. khawatirkan ada kemungkinan peristiwa ini merupakan puncak gunung es. Fenomena silaturahmi lebaran bukn cuma di RT itu. Mudah-mudahan ini tidak sampai terjadi,” kata Jhonny dihubungi VOI, Jumat, 21 Mei. 

Munculnya klaster COVID-19 di lingkup RT ini dinilai Jhonny menunjukkan PPKM mikro yang diterapkan di Jakarta tak efektif. Penanganan terhadap pelanggaran protokol kesehatan (prokes) pun dianggap tak optimal.

“PPKM mikro Pemprov DKI terlihat hanya sebatas jargon. Memang tidak gampang, perilaku masyarakat yang hampir satu tahun lebih pengen ketemu mungkin ada yang buka masker, cipika-cipiki, pas salah berjamaah salam-salaman. Itu memang ada, tapi kehadiran aparat yang lebih tegas itu perlu,” sambungnya. 

Bagi politikus PDI Perjuangan ini, Pemprov DKI tak bisa lagi hanya mengandalkan imbauan untuk mencegah kasus COVID-19. 

Aparatur dari kelurahan hingga tingkat RT harus bergerak. Satpol PP pun perlu aktif memastikan prokes ditaati. 

“Apalagi Jakarta punya sumber daya aparat yang sampai tingkat RT RW, itu harus dilibatkan supaya PPKM mikro bisa terlaksana,” sambungnya.

Polda Metro Jaya seebelumnya menyebut 192 pemudik yang tiba di Jakarta terpapar COVID-19. Jumlah itu berdasarkan hasil tracing selama 4 hari sejak 16 Mei.

"Ditemukan 192 yang reaktif atau positif. Dari warga Jakarta yang kemarin mudik," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Kamis, 20 Mei.

Ratusan orang yang dinyatakan positif itu berasal dari 40.916 pemudik. Mereka menjalani swab tes antigen di 14 titik penyekatan dan skema door to door yang dilakukan petugas.

“Sebanyak 52 orang telah dikirim ke Wisma Atlet serta 99 orang diminta untuk isolasi mandiri," kata Yusri.

Sedangkan, untuk sisanya diminta untuk menjalani isolasi di rumah sakit terdekat dengan alamat masing-masing pemudik. Sebab mereka bertempat tinggal di luar wilayah hukum Polda Metro Jaya. 

Isolasi mandiri dan tracing sangat penting dilakukan untuk menekan penularan COVID-19. Bahkan di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, sudah terjadi penularan sehingga dilakukan mikrolockdown.

"Ini harus kita sama-sama memikirkan bagaimana upaya kita menekan angka positif Covid-19 ini. Contoh paling gampang saja di daerah Jakarta Timur di Ciracas dan Cipayung. Ciracas itu sampai menyebar 10 orang di RT, makanya kita lakukan mikro lockdown di sana," kata Yusri.

Yusri menyebut awalnya yang terpapar COVID-19 di wilayah Ciracas hanya tiga orang. Tetapi menular dengan sangat cepat kepada tujuh orang lainnya.

"Satu RT 10 dari mulanya 3 orang menyebar. Baru berapa hari saja sudah 10, untung cepat diketahui kita lakukan pemeriksaan dan swab antigen diketahui 10. Kalau di Cipayung dari 25 warga yang mudik kita lakukan swab antigen ada 16 yang positif dan sekarang semua kita isolasi mandiri," ujar Yusri.