JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap tren kasus virus corona atau COVID-19 segera menurun. Katanya, saat ini, grafik penambahan kasus COVID-19 di DKI sudah memuncak. Artinya, ada kemungkinan akan terjadi penurunan jumlah kasus corona di Jakarta.
Dengan begitu, Anies berharap Pemprov DKI segera menyetop status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Ketika nanti pasien dalam pengawasan (PDP) terus menurun, lalu tingkat kematian (per harinya) juga turun, kita akan menuju kembali ke normal. Kita berharap hal ini (penyetopan PSBB) segera terjadi," kata Anies dalam rapat bersama asosiasi bisnis yang diunggah di Youtube Pemprov DKI, Selasa, 28 April.
Status PSBB di Jakarta telah berjalan selama 3 pekan. Selama status ini berlaku, telah menunjukan penurunan kepadatan lalu lintas yang cukup tajam. Saat ini, penggunaan kendaraan umum hanya menyisakan 12 persen dari kondisi normal. Kemudian, penggunaan kendaraan pribadi di jalan raya juga berkurang hingga 46 persen.
"Kita terus mendorong (penurunan) dan ini pun sudah mulai kelihatan dampaknya," ucap Anies.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti menambahkan, Pemprov DKI bakal mengevaluasi status PSBB, bukan hanya berdasarkan tren penambahan jumlah virus corona kasus per hari, melainkan faktor epidemiologi lainnya.
"Kita akan melakukan evaluasi menyeluruh. Tidak bisa hanya berdasarkan kasus (positif) saja dan juga kita akan lihat faktor-faktor lain," ucap dia.
BACA JUGA:
Pernyataan adanya pelambatan kasus di DKI berawal dari Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo. Ia menyatakan, tren kasus COVID-19 di DKI melambat secara bertahap, baik dari penambahan kasus positif, pasien dalam pengawasan (PDP), maupun orang dalam pemantauan (ODP)
"Di DKI, kasus melambat pesat dan mengalami flat. Kita berdoa agar tidak banyak kasus positif terjadi. Ini diakibatkan karena PSBB yang telah berjalan dengan baik," tutur Doni, Senin, 27 April.
Melihat situs corona.jakarta.go.id yang dimiliki Pemprov DKI, ada pelambatan kasus dalam beberapa hari terakhir. Mulanya, puncak penambahan kasus positif per hari paling tinggi terjadi pada 16 April 2020, yakni sebanyak 223 kasus.
Kemudian, pada tanggal 17 April, angka kasus positif sebanyak 153 kasus. Angka kasus positif per hari masih menunjukkan dinamika naik dan turun hingga 21 April yakni sebanyak 161 kasus.
Pada 22 April, penambahan kasus per hari mulai kembali menurun menjadi 120 kasus. Di hari-hari berikutnya, penambahan kasus kian melambat dengan angka 107 kasus pada 23 April, 99 kasus pada 24 April, 65 kasus pada 26 April, 86 kasus pada 27 April, dan 118 kasus pada 28 April.
Per hari ini, total kasus di Jakarta mencapai 3950 orang. Dari total kasus, 341 orang telah dinyatakan sembuh dan 379 orang meninggal dunia, 2.024 orang menjalani perawatan di rumah sakit, dan 1.205 orang melakukan isolasi mandiri.