Bagikan:

JAKARTA - Ada satu fenomena yang terjadi kala bulan Ramadan tiba, yaitu kehadiran manusia gerobak. Mereka adalah pengemis musiman yang bertengger di pinggir jalan raya untuk mendapat belas kasihan dari pengendara yang lewat.

Kehadiran manusia gerobak dianggap mengganggu ketertiban umum, khususnya di kota besar seperti Jakarta. Oleh karenanya, Satpol PP berpatroli tiap bulan Ramadan untuk menertibkan mereka. 

Namun, Kepala Satpol PP DKI Arifin mengaku kesulitan untuk menangani manusia gerobak di tahun ini karena dilanda pandemi COVID-19. Selain menertibkan, jajaran Satpol PP juga mesti mengantisipasi penularan virus corona dan menerapkan jaga jarak aman (physical distancing).

"Tetap kita akan melakukan tindakan untuk mereka yang menganggu ketertiban umum di pinggir-pinggir jalan, di simpang-simpang lampu merah, dan sebagainya. Tapi pasti kesulitan ya, karena seperti itu kondisinya," ucap Arifin saat dihubungi, Jumat, 24 April.

Biasanya, para manusia gerobak ini ditertibkan dan dibawa ke panti-panti sosial setempat. Namun, selama pandemi COVID-19, hal itu tidak bisa dilakukan.

Dikhawatirkan, manusia gerobak yang berada di jalan tanpa mengenakan masker ini telah tertular virus corona. Jika ditempatkan di panti, maka akan berisiko menularkan virus ke orang lain.

"Jangan sampai nanti kalau dibawa ke panti yang sudah (di zona) hijau, jadi enggak hijau lagi. Artinya, zona tersebut yang semula sudah tidak ada kasus corona malah ada kasus corona lagi," jelas dia. 

Oleh karenanya, untuk sementara waktu Satpol PP masih menindak manusia gerobak dengan melakukan pendataan soal identitas dan asal daerah, sebelum akhirnya dilaukan penindakan lebih lanjut.

"Kita akan lakukan dulu semacam pendataan mereka kalau kita dapatkan mereka orang mana. Saya harapkan kalau memang mereka adalah orang dari daerah (luar Jakarta), kembali ke daerah saja lah kalau masih ada kesempatan waktunya," tutupnya.