JAKARTA - Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin menyebut pihaknya telah meningkatkan razia pengemis hingga gelandangan sejak bulan Februari lalu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi maraknya pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) selama bulan Ramadan.
"Kita sudah melakukan penjangkauan terhadap PPKS jumlahnya kami sudah memulai sejak Februari sebulan sebelum masuk Ramadan. Itu sudah diantisipasi jangan sampai saat bulan Ramadan malah penuh (PPKS)," kata Arifin kepada wartawan, Senin, 27 Maret.
Arifin menerangkan, PPKS menjadi salah satu sasaran penindakan dan pembinaan Pemprov DKI karena mereka berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Itu sebabnya antisipasi dilakukan lebih awal.
"Jadi sudah diantisipasi jangan sampai kemudian saat di bulan Ramadan sudah penuh. Kami ingin memunculkan shock therapy kepada semua pihak yang mungkin memanfaatkan bulan Ramadan datang ke Jakarta untuk jadi pengemis dan sebagainya," ungkapnya.
Arifin memaparkan, Satpol PP sudah menjaring 1.248 PPKS yang beredar di ruang publik Ibu Kota selama bulan Februari. Lalu, selama 25 hari di bulan Maret, jumlah PPKS yang terkena razia mengalami penurunan menjadi 383 orang.
"Artinya, awalnya 1.248 yang terjaring, sekarang sudah terjangkau 383. Mudah-mudahan ini menunjukan tren yang positif, jumlah PPKS semakin berkurang," ujar Arifin.
BACA JUGA:
Saat ini PPKS menurut Arifin memiliki modus yang lebih beragam saat menjalankan kegiatannya.
"PPKS itu macam-macam, mulai dari manusia silver, cosplay jadi badut hingga robot juga kemarin kita tangkap. Kemudian ada manusia gerobak, pengamen, pak ogah yang mengganggu di persimpangan jalan, anak jalanan, ODGJ," ujar dia.
"Lalu ada manusia karung. Menurut saya memang tidak ada masalah kalau mulung untuk mendapatkan penghasilan. Tetapi, mereka sering kali menggunakan karung tetapi secara formalitas mereka seperti pengemis, mengharap untuk belas kasih," lanjutnya.