Bagikan:

JAKARTA - Lewat kebijakan penutupan wilayah atau lockdown, Selandia Baru akhirnya dapat menahan laju penyebaran pandemi COVID-19. Setali dengan keberhasilan tersebut, kini tahapan yang diambil oleh empunya kebijakan yaitu sedikit melonggarkan aturan dengan mengizinkan kembali warga Selandia Baru bekerja, memancing, berselancar, berburu, dan mendaki gunung untuk pertama kalinya selama pandemi.

Langkah tersebut diambil berdasarkan kepercayaan diri pemerintah Selandia Baru yang tanggap melakukan upaya sedini mungkin demi mengahalau penyebaran virus dari Wuhan. Hasilnya, sekitar 400 ribu orang akan kembali bekerja pada Senin, 27 April.

Melansir Reuters, hal itu dilakukan bukan semata-mata untuk mengembalikan kehidupan sosial warga Selandia Baru. Terlebih pemerintah ingin mengembalikan geliat ekonomi yang selama ini telah kritis karena keganasan COVID-19.

Oleh karenanya, ragam aktivitas bisnis, parlemen maupun pengadilan telah melakukan persiapan untuk beroperasi kembali pada minggu ini.

Misalnya, restoran-restoran telah siap melakukan banyak pengiriman, toko-toko ritel pun tak mau ketinggalan dengan bersiap mengeluarkan koleksi terbaru supaya dapat di beli secara online. Selain itu, kantor-kantor mulai kembali menginstruksikan aturan physical distancing, baik di lift ataupun area publik.

Meski begitu, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menekankan bahwa pertemuan publik tetap dilarang dan meminta orang untuk tetap menjaga jarak mereka. "Kita harus memastikan bahwa kita tidak membiarkan virus tersebut menular kepada kita sehingga menyebabkan gelombang baru dan kasus kematian ... Agar berhasil, kita perlu melawan hingga kasus terakhir dari virus ini," Ardern.

Atas pelonggaran tersebut, Manajer Umum Kelompok Industri Selancar di Selandia Baru, Ben Kennings menyambut baik hal itu. Dirinya berucap orang-orang tampak ingin kembali ke laut, yang mana sebelum COVID-19 merebak, rata-rata pengunjung yang menantikan berselancar ada pada angka 60 ribu orang tiap minggunya.

"Kami telah menaati aturan physical distancing untuk tidak berselancar selama lockdown, tetapi karena pelonggaran (aturan) besok akan ada banyak orang yang ingin berselancar ... Ini adalah olahraga individu yang dapat mempraktikkan physical distancing,” ucap Kennings.

Sebelumnya, pemerintah Selandia Baru telah melakukan upaya lockdown cukup ketat. Otoritas menutup kantor, sekolah, bar, restoran, hingga ragam layanan pengiriman pada 26 Maret. Atas dasar itu, Selandia Baru mulai menghadapi tantangan guna mengembalikan roda ekonomi negara yang sepenuhya bergantung pada sektor perdagangan dan pariwisata.

Sementara itu, sejauh ini Selandia Baru telah mengonfirmasi 1.122 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 19 kasus meninggal dunia.