JAKARTA - Juru bicara penanganan COVID-19 Achamd Yurianto (Yuri) mengatakan, pemerintah tidak mendapatkan keuntungan dengan menutupi data kasus virus corona atau COVID-19. Pemerintah memastikan data penanganan COVID-19 merupakan hasil dari lapangan.
"Pemerintah tidak berkepentingan dan tidak mendapatkan keuntungan apapun dengan memanipulasi data. Justru sebaliknya, akan merugikan dan mengacaukan kerja keras yang sudah dibangun," kata Yurianto dalam konferensi persnya yang disiarkan langsung di akun resmi milik BNPB, Kamis, 23 April.
Menurut dia, data yang selama ini disampaikan berasal dari rumah sakit dan dinas kesehatan kota/kabupaten. Basis data yang diambil untuk pelaporan kepada publik adalah kasus yang sudah terkonfirmasi COVID-19 dari hasil uji laboratorium dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR).
Sementara untuk kasus kematian ODP maupun PDP tak akan masuk ke dalam data tersebut, sebelum ada hasil tes dari laboratorium. "Basis data COVID-19 yang sudah dikonfirmasi dari basis data laboratorium melalui pemeriksaan antigen PCR inilah yang digunakan untuk menyusun dan melaporkan data kasus sembuh dan meninggal karena COVID-19 dan data ini yang kami laporkan," tegas dia.
Data terbaru per hari ini, Yurianto melaporkan, ada 43 laboratorium di Indonesia yang aktif untuk melakukan pemeriksaan sampel dengan metode PCR. Laboratorium ini, kata dia, harus berstandar Biosecurity Level (BSL) 2 atau memiliki biosecurity cabinet serta memiliki reagen.
BACA JUGA:
Dia menjelaskan, sebanyak 48.647 kasus sudah diperiksa dan hasilnya sebanyak 7.775 orang dinyatakan positif. Angka ini bertambah 357 orang dari hari sebelumnya. Sedangkan untuk yang meninggal akibat positif COVID-19 saat ini mencapai 647 orang.
Yurianto menambahkan, jumlah pasien yang sembuh terus bertambah. Per hari ini ada 47 orang pasien kasus positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh, sehingga totalnya mencapai 960 orang.
"Kalau kita lihat sebaran pasien sembuh di Jakarta 326 orang, Jawa Timur sebanyak 112 orang, Jawa Barat 87 orang, Sulawesi Selatan 80 orang, dan Bali 55 orang. Total bersama provinsi 29 provinsi lainnya berjumlah 960 orang," jelasnya.
Update Infografis percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia per tanggal 23 April 2020 Pukul 12.00 WIB. #BersatuLawanCovid19 pic.twitter.com/uYQQHLFu7y
— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) April 23, 2020
Sedangkan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) kata dia saat ini jumlahnya mencapai 195.948 orang. Hampir sebagian besar ODP ini, kata dia, sudah selesai dipantau dan dalam keadaan sehat. Sementara untuk Pasien Dalam Pengawsan (PDP) yang tengah menunggu hasil tes PCR realtime mencapai 18.283.