Bagikan:

JAKARTA - Sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo mengatakan sudah saatnya bagi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di tingkat nasional atau daerah untuk mengajak komunitas kreatif yang ada di banyak wilayah untuk melakukan sosialisasi bahaya COVID-19 di tengah masyarakat.

Apalagi di Indonesia cukup banyak komunitas kreatif yang kerap peduli dengan kondisi sosial budaya dan inovatif ketika menyampaikan permasalahan yang ada kepada masyarakat. Sehingga tepat jika kreator ini diminta untuk membuat konten yang berisi imbauan dan informasi terkait virus ini.

"Itu kalau kita himpun, kita fasilitasi, pemerintah daerah mengundang mereka untuk membiayai mereka untuk berkreasi seperti ini (menyampaikan pesan mengenai COVID-19), maka akan muncul itu ide kreatif yang sangat unik di negeri ini," kata Imam dalam telewicara yang disiarkan di akun YouTube resmi milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis, 23 April.

Selain memanfaatkan komunitas kreatif di berbagai wilayah, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 juga bisa meminta agar organisasi kemasyarakatan dari mulai tingkat paling bawah, yaitu RT dan RW hingga organisasi kemasyarakatan harus ikut melakukan sosialisasi.

"Kalau itu kita gerakkan dan kemudian mereka melakukan sosialisasi dan aksi untuk melakukan penyelamatan di saat musibah ini, saya kira itu akan menjadikan Indonesia di tengah musibah ini mendapatkan berkah," ujarnya.

Konten kreatif semacam ini, kata dia, harus sudah mulai banyak diproduksi utamanya untuk mensosialisasikan kebijakan larangan mudik untuk mencegah penyebaran virus corona di kampung halaman. Selain itu, anjuran seperti halalbihalal secara digital juga harus mulai dipopulerkan lewat konten kreatif dan menghibur agar mudah diterima masyarakat.

Kembali ke soal gagasan untuk mengajak komunitas kreatif untuk membuat konten sosialisasi, kata Imam, konten hiburan yang mengandung canda tawa bisa menjadi salah satu langkah sosialisasi COVID-19. Mengingat, Indonesia adalah negara yang suka hiburan dalam kondisi apapun dan ini unik.

"Salah satu keunikan dalam bentuk apapun dalam situasi apapun kita itu bangsa yang suka canda, suka tawa, dan hiburan," jelas dia sambil menambahkan pesan yang disuguhi dengan cara menghibur biasanya akan ditonton masyarakat hingga berkali-kali.

"Orang akan tidak cukup sekali (menonton) tapi berkali-kali dia menonton. karena di situ membawa kebahagiaan, karena kelucuan itu," imbuhnya.

BACA JUGA:


Ke depan setelah maraknya konten semacam ini, Imam berharap masyarakat bisa makin sadar dengan bahaya virus tersebut. Sebab COVID-19 bukanlah masalah gampang. Apalagi, saat ini jumlah pasien terus bertambah, tenaga medis mulai menjadi korban, alat kesehatan juga berkurang.

Selain itu solidaritas terhadap sesama masyarakat juga harus dibangun, sehingga peran serta anak muda yang kreatif dan bisa membuat konten menarik untuk sosialiasi akan sangat dibutuhkan.

"Kelompok anak muda kreativitas seperti itu, yang sering kita saksikan dalam bentuk himbauan, kalau itu bisa terus kemudian dilanjutkan dengan kreativitas aksi, itu akan sangat sangat membantu," tutupnya.