JAKARTA - Hakim ketua persidangan Rizieq Shihab, Suparman Nyompa bertanya alasan Ahmad Shabri Lubis mau bergabung dengan Front Pembela Islam (FPI). Padahal, dia sudah disibukkan dengan berbagai aktivitas.
Hal ini disampaikan Suparman Nyompa berawal saat menanyakan sejak kapan Ahmad Shabri Lubis mejadi pimpinan FPI.
"Sejak kapan, sudah berapa saudara jadi ketua FPI?" tanya hakim kepada Shabri Lubis dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis, 6 Mei.
"Saya sejak 2015," jawab Shabri Lubis yang dihadirkan sebagai saksi untuk Rizieq Shihab.
Hakim kemudian bertanya kembali. Saat inilah pertanyaan alasan yang membuat Shabri Lubis mau bergabung dengan FPI. Padahal, dia memiliki kesibukan di sisi pendidikan.
"Yang saudara tertarik masuk disitu, kan saudara juga sebagai pimpinan pondok pesantren juga. Artinya adalah kesibukan juga untuk menjalankan pendidikan agama. Yang saudara tertarik masuk di FPI itu apa, apakah ada visi misinya kah atau saudara mendapat dana dari FPI?" tanya hakim.
BACA JUGA:
Lantas Shabri Lubis menjawab, salah satu alasannya bergabung karena FPI dianggap memiliki tugas utama yang mulia.
Terlebih, saat dia bergabung kondisi disekitarnya sudah dianggap tak bermoral atau menyimpang dengan ajaran Islam.
"Saya tertarik bergabung di Front Pembela Islam karena tugas utamanya amar maruf nahi munkar," ucap Shabri.
"Saat itu awal-awal reformasi kita melihat ya mungkin dalam bahasa saya pemerintah dalam lose power dalam penegakan hukumnya. Waktu itu dengan alasan kebebasan, degan alasan Hak Asasi Manusia, dengan alasan kebebasan berekspresi, judi dimana-mana, pelacuran dimana-mana, VCD porno dimana-mana, mabok dimana-mana," sambung dia
Mendengar jawaban itu, hakim pun kembali mempetanyakan alasan Shabri Lubis masih bertahan di FPI. Padahal, kondisi saat ini sudah jauh lebih baik dari era reformasi.
"Kan itu saat reformasi, awal reformasi emang chaos di mana-mana, kini stabil keadaan keamanan stabil 2000-an. Saudara kan masih terus menerus di FPI. Nah apa alasan Saudara bertahan?" tanya hakim.
Namun, Shabri tidak menjawab tegas pertanyaan itu. Dia hanya menyebut selama bergabung di FPI tak pernah ada gaji yang didapat.
"Majelis hakim yang saya muliakan, di sini FPI dalam perjuangannya dia selalu ikuti aturan hukum negara dan agama, sehingga ketika hukum sudah berlaku maka dalam proses penegakan pergerakan kita selalu berdampingan kerja sama dengan aparat. Dan di FPI kita tak kenal dapat gaji, justru di FPI wajib setiap anggota berkorban dengan jiwa, dan hartanya dalam perjuangan FPI, jadi tidak ada gaji di FPI," kata Sabri