Kata FPI Soal Insiden Saling Tembak Laksar Pengawal Rizieq Shihab dengan Polisi
Ilustrasi (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Shabri Lubis mebantah dua pernyataan yang diungkapkan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran soal peristiwa penembakan enam laskar khusus pengawal Rizieq Shihab.

Shabri membantah jika laskar melakukan penyerangan saat polisi tengah menguntit Rizieq dalam penyelidikan kasus pelanggaran protokol kesehatan, yang membuat polisi mesti meletuskan tembakan ke arah enam laskar tersebut.

"Bahwa tidak benar jika laskar pengawalan melakukan penyerangan. Yang terjadi justru Rombongan Habib Rizieq yang diganggu dan terancam keselamatannya serta diserang," kata Shabri dalam keterangan tertulis, Selasa, 8 Desember.

Shabri juga membantah bahwa laskar memiliki senjata api. Kata dia, laskar yang merupakan jajaran FPI ini tidak pernah dibekali dengan senjata. Sehingga, menurut dia, tidak mungkin ada peristiwa baku tembak antara kedua belah pihak.

"Bahwa tidak benar jika laskar memiliki senjata api dan melakukan penembakan. Karena laskar FPI tidak ada yang dibekali atau membekali diri dengan senjata apapun juga," ucap dia.

Shabri menilai ada keanehan dalam peristiwa tersebut. Polisi menyebut ada peristiwa baku tembak dan penyerangan, tapi tidak ada anggota polisi yang terkena luka tembakan.

"Adalah aneh, disebut peristiwa tembak menembak, namun tidak ada satu peluru pun yang mengenai pihak yang diakui sebagai petugas namun justru 6 orang laskar meninggal terkena tembakan semua," tuturnya.

Peristiwa penyerangan polisi yang dilakukan laskar Rizieq Shihab terjadi sekitar pukul 00.30 WIB Senin, dini hari. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebut polisi mendapat kabar massa pendukung Rizieq Shihab akan dikerahkan terkait pemeriksaan disebut beredar di banyak grup WhatsApp.

Polda melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut dan  mengikuti kendaraan yang ditumpangi Rizieq. Di tol Jakarta-Cikampek,  Fadil menyebut kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 meninggal dunia sebanyak 6 orang," ungkap Fadil.