FPI: Banyak Luka Tembak di 6 Jenazah Laskar Khusus Pengawal Rizieq Shihab
Muslih (tengah) yang merupakan paman salah satu pengawal Rizieq Shihab yang tewas, Andi Oktiawan, berdialog dengan politisi Gerindra Fadli Zon di depan IGD RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (8/12/2020). (ANTARA/Andi Firdaus).

Bagikan:

JAKARTA - Pengacara Front Pembela Islam (FPI), Aziz Yanuar mengungkapkan ditemukan banyak bekas luka tembak di enam jenazah laskar khusus pengawal Rizieq Shihab. Bahkan, satu di antaranya ditemukan beberapa bekas luka tembak.

"Ada satu jenazah dengan tiga luka tembak," ujar Aziz kepada VOI, Rabu, 9 Desember.

Dari ketiga bekas tembak itu, Aziz menyebut seluruh tembakan polisi menembus tubuh anggota laskar. Tapi tak dijelaskan secara rinci bagian yang mengalami luka tembak.

Sementara untuk sisanya, Aziz menyebut juga mengalami kondisi serupa. Tapi dia tak melihat secara langsung.

"Informasinya seperti itu (banyak luka tembak di jenazah lain)," ungkapnya.

Perihal bukti banyaknya luka tembak, Aziz mengatakan hal itu akan disampaikan secara resmi oleh FPI. Nantinya, akan dijelaskan secara gamblang perihal tersebut.

"Bukti nanti tunggu resmi dari DPP FPI," kata dia.

Adapun enam anggota Laskar Khusus pengawal Rizieq Shihab tewas ditembak polisi. Mereka diberikan tindak tegas karena menyerang anggota polisi.

Tindakan tegas polisi ini berawal dari penyelidikan polisi terkait jadwal pemeriksaan terhadap Rizieq Shihab. Sebab, polisi mendapat informasi jika bakal ada pengerahan massa.

Tapi dalam proses penyelidikan dengan cara membuntuti pergerakan Rizieq, anggota Polda Metro Jaya justru mendapat serangan. 

Berdasarkan penuturan polisi, penyerangan itu terjadi ruas tol Jakarta-Cikampek KM 50. Penyerangan diawali dengan mobil laskar khusus memepet mobil polisi.

Kemudian, sekitar 10 orang laskar khusus itu menyerang mobil anggota dengan menggunakan senjata api (senpi) dan senjata tajam (sajam). Hingga akhirnya polisi membalas tembakan itu.

Akibatnya, enam orang meninggal dunia di lokasi. Sementara, empat laskar lainnya melarikan diri.