Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman menjelaskan kronologi insiden penembakan enam laskar khusus pengikut Rizieq Shihab yang ditembak polisi di sekitar pintu tol Karawang Timur dini hari tadi.

Awalnya, Munarman menyebut ada pengintaian terhadap Rizieq Shihab di berbagai wilayah, seperti pondok pesantren yang dimiliki Rizieq di Megamendung, Bogor, hingga di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat.

"Sejak hari Jumat, itu ada beberapa pengintai yang ditugaskan oleh institusi resmi negara. Saya tidak mau sebut siapa. Mereka ditugaskan mengintai 24 jam, menggunakan drone, dan peralatan canggih lainnya," kata Munarman di Petamburan, Senin, 7 Desember.

Saat di Megamendung, Laskar FPI sempat berkomunikasi dengan pihak yang disebut Munarman sebagai pengintai tersebut. Kemudian diketahui ada 30 orang yang mengintai keberadaan Rizieq Shihab.

"Kita punya pengakuannya, kita punya data laporan mereka ke atasan mereka. Kita tidak tahu apakah (penembakan) ini adalah bentuk-bentuk upaya balas dendam dari terbongkarnya pengintaian itu atau tidak," jelas Munarman.

Setelahnya Rizieq melakukan perjalanan dari Jakarta menuju ke luar kota sejak pukul 22.30 WIB Minggu, 6 November. Rizieq disebut akan mengunjungi pengajian yang diikuti oleh keluarga intinya. 

Total ada empat mobil dalam rombongan tersebut. Dua mobil berisi Rizieq shihab dan keluarganya. Sementara, dua mobil lainnya berisi anggota laskar yang mengawal.

"Dengan empat mobil keluarga. Di dalam mobil anak istri beliau, ada anak ada menantu. Artinya ada perempuan di dalam mobil itu dan ada cucu beliau dua orang masih bayi, tiga orang masih balita. Ini adalah perjalanan keluarga biasa," ucap Munarman.

Di perjalanan, Munarman menyebut ada pihak yang menguntit sejak Rizieq keluar dari lokasi awal. Pengintai tersebut sambung Munarman berupaya menyetop kendaraan rombongan Rizieq.

"Nah, para pengawal tentu saya bereaksi untuk melindungi Habib Rizieq. Itu reaksi normal karena memang bertugas untuk mengawal," ungkapnya.

Kemudian salah satu laskar pengikut Rizieq mendapat kiriman pesan suara dari laskar lain yang sedang bentrok dengan kepolisian yang mengintai. Pesan suara tersebut berisi rintihan akibat tembakan.

Lalu, tiga kendaraan rombongan Rizieq lainnya, kata Munarman, menyelamatkan diri. Saat itu, FPI masih menganggap keenam orang laskar di mobil yang terkena tembakan dalam keadaan hilang. 

Munarman mengaku jajaran FPI kembali menyisir lokasi bentrokan sampai pukul 03.00 WIB. Namun, mereka tidak menemukan adanya jenazah hingga bekas baku tembak di lokasi tersebut.

"Sampai sekarang ini kami tidak mendapatkan akses informasi soal di mana keberadaan jenazahnya, kondisi lukanya di mana, di mana tembak menembak, berapa lubang pelurunya, kita tidak tahu," jelas Munarman.

"Ini menunjukkan bahwa keenam jenazah ini dalam kontrol dan kendali penuh. Kalau itu tembak-menembak  biasa, tentu itu masyarakat sudah ramai di situ," ujar Munarman.