Besok Mudik Dilarang, Penumpang Kapal Pelabuhan Nusantara Kendari Membeludak
DOK ANTARA

Bagikan:

KENDARI  - Penumpang kapal di Pelabuhan Nusantara Kendari yang akan berlayar rute Kota Kendari-Raha Kabupaten Muna- Kota Baubau, Sulawesi Tenggara membludak sehari menjelang larangan mudik lebaran.

Calon penumpang kapal memadati area pelabuhan Nusantara mulai dari pintu masuk hingga ke loket penjualan tiket. Mereka rela berdesak-desakan demi bisa mendapatkan tiket kapal.

Mudik awal ini dilakukan oleh calon penumpang kapal demi bisa pulang berkumpul bersama keluarga mereka pada saat lebaran Idul Fitri sebelum pemberlakuan larangan mudik.

Dilansir Antara, Rabu, 5 Mei, terlihat ribuan calon penumpang memadati Pelabuhan Nusantara Kendari sejak pagi hingga sore hari untuk berangkat di kampung mereka masing-masing.

Di lokasi terlihat calon penumpang begitu padat, bahkan mereka rela berdesak-desakan berlomba untuk bisa masuk ke dalam kapal karena khawatir jika tidak bisa menumpang kapal maka tidak bisa pulang kampung.

Untuk penerapan protokol kesehatan khususnya menjaga jarak, juga terlihat tidak diterapkan karena mereka berdesak-desakan berlomba masuk ke dalam kapal.

"Saya takut jangan sampai tidak masuk kapal, jadi biar tidak dapat kursi yang penting bisa naik," kata Udi salah satu calon penumpang yang hendak berlayar ke Raha.

Meski tidak mendapatkan kursi, para calon penumpang terlihat tetap berusaha agar masuk ke kapal tersebut. Mereka rela berdiri di bagian atas kapal hanya agar bisa pulang kampung.

Kepala Pos Terminal Pelabuhan Nusantara Kendari Andi Rady Kurniawan mengatakan sebanyak tiga armada kapal cepat yang disediakan hari ini dengan trip pelayaran yang diberangkatkan mulai pagi pukul 07.30 Wita, kemudian trip kedua pukul 12.25 Wita dan trip ketiga pukul 15.30 Wita.

"Saat ini memang penumpang lebih padat daripada tahun kemarin, mungkin karena pengaruh ada surat edaran bahwa ada larangan kapal tidak bisa berangkat," katanya.

Pihaknya mengklaim semua penumpang yang masuk ke dalam kapal telah memiliki tiket serta juga memastikan bahwa semua penumpang bisa berangkat untuk pulang ke kampung halamanya.

"Kita sudah perketat, cuma bisa kita lihat sendiri seperti apa tadi kita sudah berteriak berteriak. Memang sudah beberapa tahun ini penumpang susah, setengah mati kita atur. Tapi kita coba bagaimana supaya masyarakat bisa balik, bisa teratasi penumpang itu," imbuh Andi.