Bagikan:

JAKARTA - Enam warga Dusun Ciangkrek, Desa Mekarasih, Kecamatan SImpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, beserta bocah kembar berusia dua tahun, Repan dan Repin, mengalami keracunan usai menyantap olahan ikan pindang (cue) pada Selasa, 4 Mei. 

"Seluruh korban sudah dilarikan ke Puskesmas Cibuntu, termasuk balita yang ikut menjadi korban keracunan massal ini," kata Kepala Desa Mekarasih Ujang Suryadi kepada wartawan di Sukabumi, dilansir Antara, Rabu, 5 Mei.

Sejauh ini, sebanyak 19 warga Dusun Ciangkrek, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi korban keracunan massal usai menyantap olahan ikan pindang tersebut.

"Hingga saat ini sudah ada 19 warga dari dusun tersebut yang mengalami keracunan, seluruh korban mengalami gejala keracunan yang sama pusing, mual hingga ada yang muntah-muntah," kata Ujang.

Menurut dia, warga Desa Mekarasih, Kecamatan Simpenan, yang menjadi korban keracunan saat ini mendapatkan perawatan di Puskesmas Cibuntu, namun jika ada yang kondisi kesehatannya terus menurun maka akan dirujuk ke RSUD Palabuhanratu.

Awalnya hanya ada enam warga saja yang mengeluh mengalami gejala keracunan, namun hingga Rabu dini hari jumlahnya terus bertambah, bahkan tidak menutup kemungkinan ada korban lainnya.

"Sebagian korban kondisinya sudah ada yang membaik, tidak hanya orang dewasa, warga yang diduga keracunan tersebut ada juga anak-anak bahkan balita," tambahnya.

Adapun nama-nama warga Dusun Ciangkrek yang menjadi korban keracunan setelah menyantap olahan ikan pindang yakni Revan, Revin, Adah, Kamaludin, Tedi, Citra, Abdul Ajid, Rizki, Iyah, Reza, Rizwan, Aida, Diki, Anin, Saropah, Deni, Rido, Penti dan Rizal.

Sejumlah warga lain yang melihat kejadian tersebut langsung membantu dan mengevakuasi seluruh korban ke puskesmas terdekat.

Mayoritas korban mengalami gejala yang sama dan petugas Puskesmas Cibuntu, kepolisian, dan dinas kesehatan setempat sudah mengambil sampel olahan ikan pindang yang diduga menjadi penyebab keracunan massal itu.

Sementara itu, Kaur Umum dan Tata Usaha Desa Mekarasih Deri Abdulah mengatakan sejauh ini, pihaknya mencatat delapan orang warga yang mengalami gejala keracunan.