Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo membantah pihaknya kecolongan soal kerumunan yang terjadi di Pasar Tanah Abang. Syafrin menyebut, sebelum akhir pekan lalu, Tanah Abang belum begitu ramai.

"Bukan tidak terlalu dipantau. Jadi, setelah kita lihat, di Pasar Tanah Abangnya tidak terlalu padat, jika kita melihat mulai dari ground sampai lantai atas, itu tidak ada kepadatan," kata Syafrin kepada wartawan, Selasa, 4 Mei.

Syafrin mengklaim, "lautan" pengunjung Tanah Abang mulai terjadi sejak Jumat, 30 April lalu. Ketika itu, pengunjung yang tersebar dari berbagai blok pasar di Tanah Abang pulang dan menumpuk di Stasiun Tanah Abang.

"Semua orang yang tadinya tersebar di pasar itu menuju ke satu titik di Stasiun Tanah Abang. Akibatnya, terjadi kepadatan di sana dan itu yang dilihat hari Jumat sore hari sebelumnya. Kemudian itu viral," ujar Syafrin.

Esoknya pada Sabtu dan Minggu, kepadatan kembali terjadi di dalam pasar. Sampai akhirnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat kebijakan pembatasan pengunjung di pasar terbesar se-Asia Tenggara tersebut.

Syafrin bilang, pihaknya terus memonitor dampak pembatasan yang saat ini sedang dilakukan sampai setelah Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah, khususnya peniadaan layanan Stasiun Tanah Abang pada sore hari.

Namun, jika kondisi sudah kondusif sebelum lebaran, Pemprov DKI akan mengembalikan ke kondisi normal. "Jadi, misalnya tiga hari ke depan sudah kondusif, kita akan coba kembalikan normal. Ini situasinya dinamis," tutur dia.

Seperti diketahui, selama beberapa hari terakhir, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat dipadati pengunjung yang ingin membeli pakaian baru jelang Hari Raya Idulfitri. Kerumunan tak bisa dihindarkan, bahkan sampai ke luar gedung pasar.

Akhhirnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil langkah agar kerumunan di Tanah Abang tidak terulang lagi dan salah satunya adalah dengan membagi jadwal penutupan pasar tersebut. 

Anggota Komisi A DPRD DKI dari Fraksi PSI, Wiliam Aditya Sarana menyesalkan Anies baru mulai bertindak saat ramai diberitakan di media massa dan media sosial, padahal kerumunan massa mulai melonjak seminggu terakhir di berbagai tempat seperti di pasar, pusat perbelanjaan dan tempat wisata.

“Kerumunan Tanah Abang itu tidak tiba-tiba terjadi dalam satu hari, hanya saja Gubernur Anies baru bertindak saat sudah viral di media. Kalau tidak viral, saya kira tidak akan ada tindakan apa-apa,” ujar William.

Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Gilbert Simanjuntak turut menganggap kerumunan yang terjadi di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat bukan karena Pemprov DKI kecolongan, tapi karena kelalaian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

"Kesannya pengarahan dan pengawasan dari Pemprov DKI tidak ada, sehingga hal ini terjadi. Sepatutnya ada permintaan maaf karena mengorbankan keselamatan rakyat," kata Gilbert.