Kerumunan Tanah Abang, PDIP: Anies Baswedan Bukan Kecolongan, Tapi Lalai
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: Diah Ayu Wardani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Gilbert Simanjuntak menganggap kerumunan yang terjadi di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat bukan karena Pemprov DKI kecolongan, tapi karena kelalaian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

"Kerumunan di Tanah Abang itu bukan kecolongan, tapi kelalaian. saya melihat kesan memang fokus Gubernur sedang tidak di DKI, tapi fokus ke yang lain," kata Gilbert saat dihubungi, Senin, 3 Mei.

Seharusnya sewaktu klaster COVID-19 perkantoran naik beberapa waktu lalu, Anies sudah bisa sudah harus antisipasi. Kalau pegawai kalangan terdidik saja mulai abai protokol kesehatan, apalagi masyarakat umum. 

"Setiap tahun sebelum pandemi, Tanah Abang selalu penuh. Harusnya, sewaktu beberapa hari yang lalu sudah bisa diperkirakan karena makin dekat Idulfitri," tutur dia.

Gilbert menganggap Anies harus mengevaluasi jajaran Perumda Pasar Jaya sebagai pengelola pasar. Sebab, berjubelnya pasar sejak awal sudah terlihat bahwa parkiran tidak sesuai protokol yang harus diisi maksimal 50 persen.

Penuhnya pengunjung bisa terjadi karena tidak diawasi. Seharusnya pintu masuk parkiran sudah harus ditutup ketika kapasitas mulai penuh.

"Kesannya pengarahan dan pengawasan dari Pemprov DKI tidak ada, sehingga hal ini terjadi. Sepatutnya ada permintaan maaf karena mengorbankan keselamatan rakyat," ujar dia.

Seperti diketahui, selama beberapa hari terakhir, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat dipadati pengunjung yang ingin membeli pakaian baru jelang Hari Raya Idulfitri. Kerumunan tak bisa dihindarkan, bahkan sampai ke luar gedung pasar.

Akhhirnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil langkah agar kerumunan di Tanah Abang tidak terulang lagi dan salah satunya adalah dengan membagi jadwal penutupan pasar tersebut. 

Selain itu, ada juga perubahan jadwal kereta commuter line yang melintasi stasiun Tanah Abang. Mulai hari ini, pukul 15.00 sampai 19.00 kereta commuter line tidak akan berhenti di Stasiun Tanah Abang. Sebagai  alternatif bagi masyarakat, DKI tetap menyediakan bus TransJakarta yang  dari Jalan Jati Baru menuju stasiun lainnya. 

Tak hanya itu, para pedagang juga harus berjualan di dalam gedung pasar. Kegiatan jual beli tak boleh dilakukan di trotoar yang ada di sekitar Pasar Tanah Abang karena hal ini menimbulkan risiko kerumunan.