Bagikan:

JAKARTA - Diplomat utama Uni Eropa mengatakan, beberapa negara blok tersebut menentang keras penggunaan aset-aset Rusia yang dibekukan di Barat untuk kebutuhan Ukraina.

"Terkait dengan aset-aset Rusia yang dibekukan, kami sedang melakukan pembicaraan dengan 27 negara anggota," jelas Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Kaja Kallas, melansir TASS 10 April.

"Kami sedang membuat pengaturan karena ada beberapa risiko dan kami perlu menemukan cara untuk mengatasinya. Selain itu, beberapa negara menentang keras," jelasnya dalam wawancara dengan penyiar ERR Estonia.

Kendati demikian, Kallas menolak untuk menyebutkan nama negara-negara tersebut.

"Saya tidak akan menyebutkan nama mereka, tetapi Anda dapat membaca semua yang ada di media dan tidak akan sulit untuk mengetahuinya," tambah diplomat tertinggi Uni Eropa itu.

Sebelumnya, Kallas mengumumkan Uni Eropa bermaksud untuk memberikan Ukraina 2,1 miliar euro keuntungan dari aset-aset Rusia yang dibekukan.

Uni Eropa, Kanada, Amerika Serikat, dan Jepang menyita aset-aset Rusia senilai sekitar 300 miliar dolar AS setelah peluncuran operasi militer khusus Moskow ke Ukraina.

Dari jumlah tersebut, sekitar 5-6 miliar dolar AS disimpan di Amerika Serikat. Sementara, sebagian besar berada di Eropa, termasuk di Euroclear di Belgia, tempat penyimpanan 210 miliar dolar AS.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova memperingatkan sebelumnya, Moskow akan mengambil tindakan tegas sebagai tanggapan atas potensi pengalihan keuntungan dari aset-aset Rusia tersebut ke Ukraina.