Pengusaha Menggagas ATM Beras yang Jadi Harapan Hidup di Tengah Karantina Vietnam
Ilustrasi foto (Thijs Degenkamp/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Di samping terus bertambahnya angka positif COVID-19 di seluruh dunia, banyak orang yang menggelorakan semangat peduli pada sesama. Ada yang menyumbang pundi-pundi pendapatan kepada lembaga amal, mendonasikan dalam bentuk alat pelindung diri kepada tenaga medis, hingga pula yang memberikan beras kepada masyarakat miskin.

Salah satu kisah datang dari pengusaha Vietnam asal Kota Ho Chi Minh bernama Hoang Tuan Anh. Ia menciptakan mesin semacam dispenser yang menyediakan beras gratis selama 24 jam. Beras gratis tersebut ditujukannya untuk orang-orang yang telah kehilangan pekerjaan terimbas karantina wilayah selama 15 hari yang dimulai sejak 31 Maret.

Melansir Reuters, aksi Hoang Tuan Anh, pengusaha di balik gagasan ‘ATM beras,’ tenyata telah lebih dulu menyumbangkan sejumlah bel pintu cerdas ke rumah sakit di Kota Ho Chi Minh. Selain itu, baru-baru ini ia juga mengalihkan keahliannya untuk mengembangkan teknologi pendistribusi makanan.

Kini, 'ATM beras' serupa telah didirikan di kota-kota besar lain, seperti Hanoi, Hue, dan Danang. Dalam keterangannya, Ang mengatakan bahwa dirinya ingin warga Vietnam dapat memiliki akses ke makanan dan sumber daya lainnya meski lagi dirundung kesulitan ekonomi.

“Saya menyebut mesin ini sebagai 'ATM beras' karena orang dapat menarik beras dari sana sebagai bentuk bahwa masih ada orang baik di luar sana yang ingin memberi mereka kesempatan kedua,” katanya.

Salah satu yang terkena dampak kehilangan pekerjaan karena COVID-19 adalah suami dari Nguyen Thi Ly. Dirinya merasa terbantu akan adanya ATM beras ini. "ATM beras ini sangat membantu. Dengan satu kantong beras, kami memiliki persediaan cukup untuk sehari."

"Sekarang, kami hanya membutuhkan makanan lain. Tetangga kami terkadang memberi kami makanan sisa atau kami makan mi instan," Ucap wanita berusia 34 tahun yang memiliki tiga orang anak itu.

Mesin tersebut mendistribusikan 1,5 kilogram beras dari sebuah tempat penyimpanan kepada para pekerja yang mengantre. Antara lain, mereka yang sehari-hari berjualan di jalanan atau orang-orang yang mencari nafkah dari pekerjaan rumahan, seperti mengurus rumah tangga atau menjual tiket lotre.

"Saya membaca tentang ATM beras ini di internet. Saya kemudian pergi untuk memeriksanya dan tidak percaya beras itu benar-benar keluar. Saya sangat berharap para donatur terus melakukan ini sampai akhir pandemi," tutup Ly.