JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi uji coba sistem rudal anti-pesawat terbaru negara itu pada Hari Kamis, lapor media pemerintah KCNA pada Hari Jumat.
Pemimpin Kim berterima kasih kepada apa yang disebut sebagai kelompok peneliti untuk sistem tersebut, karena telah memperkuat kemampuan pertahanan nasional.
Uji coba penembakan itu menunjukkan, sistem itu "sangat andal" dan respons tempurnya "menguntungkan," lapor KCNA, dikutip dari Reuters 21 Maret.
Uji coba yang dilakukan oleh Administrasi Rudal Korea Utara ini adalah untuk menguji performa sistem yang produksinya telah dimulai, menurut laporan tersebut.
KCNA tidak menyebutkan secara spesifik di mana uji coba tersebut dilakukan, namun mengatakan Pemimpin Kim didampingi oleh anggota Komisi Militer Pusat Partai Pekerja Korea yang berkuasa.
Pemimpin Kim mengatakan, tentara negara itu akan dilengkapi dengan "sistem persenjataan pertahanan utama lainnya dengan kinerja tempur yang patut dipuji," sebut KCNA seperti mengutip The Korea Times.
Diketahui, Seoul dan Washington telah menyelesaikan latihan militer gabungan tahunan terbaru mereka yang dikenal sebagai Freedom Shield pada Hari Kamis. Mereka mengatakan latihan semacam itu bersifat defensif.
Di sisi lain, Pyongyang telah lama menuntut penghentian latihan gabungan AS-Korea Selatan, dan menganggapnya sebagai pendahuluan untuk sebuah invasi.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh KCNA, juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara mengkritik latihan gabungan terbaru oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat, menyebutnya sebagai "sembrono" dan "latihan perang."
BACA JUGA:
Semua opsi untuk menahan AS dan Korea Selatan sedang dipertimbangkan, termasuk penggunaan "cara militer yang paling merusak dan mematikan", kata pernyataan itu, seraya mendesak militer kedua negara untuk menghentikan tindakan mereka.
Juga pada Hari Kamis, pemimpin tertinggi Korea Utara menginspeksi Galangan Kapal Nampho, meninjau pembangunan kembali dan perluasan kapasitas produksi galangan kapal itu, lapor KCNA, dikutip dari Xinhua.
Selama tur panduan lapangan itu, Kim menginstruksikan industri galangan kapal negara itu untuk mempercepat modernisasi dan meningkatkan kapasitas pembuatan kapal secara keseluruhan, menyebutnya sebagai "masalah utama dan penting untuk mengembangkan ekonomi nasional dan memperkuat pasukan angkatan laut negara itu," tambah laporan itu.