Bagikan:

JAKARTA - Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie mempertanyakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang berniat melakukan modernisasi alutsista hanya dalam waktu dua pekan. Ia mengibaratkan membeli alutsista tidak semudah berbelanja di pusat perbelanjaan atau mal.

"Tiba-tiba mau membuat roadmaps cepat bukan roadmaps tapi masterplan dua minggu untuk modernisasi. Ada anggapan membeli peralatan, membangun postur itu seperti beli kue ke mall. Jadi apa saja dibeli dan ada kemungkinan beli bekas. Saya sama Pak Ponto paling depan menentang itu," katanya dalam diskusi virtual, Minggu, 25 April.

Namun, Connie Rahakundini berujar umur kapal selam yang sudah tua tidak masalah asalkan maintenance atau perawatannya dilakukan dengan ketat. Salah satunya terkait dengan MRO atau maintainance, repair and overhaul.

"MRO adalah kuncinya. Semakin usia (kapalnya) meningkat, maka makin ketat audit MRO dilakukan. Di Amerika departemen, dan kru MRO itu paling susah. Karena di ujung tangan mereka lah nasib alutsista dan kru," tuturnya.

Connie mengatakan, ketika kru repair engineering dan komponennya itu tidak betul-betul baik, pemesanan auditnya tidak bagus dan kualitas kotrolnya tidak bagus akan berdampak fatal.

"Tamat riwayat. Sekarang ini banyak barang KW. Karena itu dari awal saya bilang, BPK turun ke MRO. Jadi jangan dulu ke masterplan dua minggu mau belanja. Itu jauh lah, kalau belanja kita bisa ngomong bersama-sama harus apa. Bukan belanja masterplan, tapi kita harus bikin roadmaps," jelasnya.

Lebih lanjut, Connie mengatakan roadmaps atau peta jalan ini akan menentukan apa yang mau dibelanjalan dan mau dipakai untuk apa. Termasuk bagaimana komponen pendukungnya. "Seperti kita punya kapal selam puluhan tahun tapi tidak punya rescue kapal selam," tuturnya soal rencana pembelian alutsista oleh Prabowo Subianto.