Bagikan:

JAKARTA - Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono meminta Kementerian Pertahanan (Kemhan) menunda pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) di masa pandemi COVID-19. Kemhan menegaskan punya prioritas dalam pembelian alutsista.

“Tentu Kemhan berterima kasih atas masukan Pak SBY. Pemerintah tentu saat ini tentu mempertimbangkan semua variabel ketika memutuskan untuk belanja, termasuk belanja alutsista untuk pertahanan negara,” ujar juru bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, Sabtu, 15 Agustus. 

Kemhan yang dipimpin Prabowo Subianto, ditegaskan Dahnil memperhatikan prioritas, biaya dan keuntungan dari pembelian alutsista.

“Tentu memperhatikan ancaman pertahanan serta geopolitik dan geostrategis yang kita hadapi saat ini,” kata dia. 

Pengadaan alutsista untuk TNI sebelumnya ikut disinggung SBY. Menurutnya, pembelian perlu ditunda karena kondisi pandemi COVID-19.

 "Memang, moderenisasi alutsista dan pembangunan kekuatan TNI itu adalah tugas yang harus terus dilaksanakan. Kalau sekarang, menurut saya harus tunda dulu, pause dulu, tidak bagus," kata SBY dalam wawancara bersama CNBC TV, Jumat, 14 Agustus.

Saat ini, musuh utama yang dihadapi Indonesia, bahkan dunia menurut SBY adalah wabah virus. Sementara, pengadaan alutsista dilakukan untuk menghadapi ancaman militer.

Soal alutsista, Menhan Prabowo terpincut kendaraan taktis militer (rantis) Maung. Prabowo yang memesan 500 unit Maung ke PT Pindad menegaskan pembelian ini bukti Kemhan mendukung produksi alutsista buatan dalam negeri.

Melalui Pindad, Prabowo mengaku ingin menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.