Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memaparkan data perkembangan penanganan per 9 April. Hasilnya, terjadi penambahan yang signifikan sebesar sebanyak 337 kasus positif dari 33 provinsi se-Indonesia. Hari ini juga jadi kali pertama korban meninggal paling banyak dalam satu hari.

Berdasarkan data, penambahan kasus positif saat ini merupakan jumlah terbanyak dalam kurun waktu sepekan terakhir. Sebab sebelumnya, paling banyak penambahan kasus positif dikisaran angka 200 orang.

"Terdapat penambahan kasus baru sebanyak 337 sehingga jumlah menjadi 3.293 kasus," ucap Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis, 9 April.

Banyaknya penambahan kasus positif karena DKI Jakarta menyumbang 236 orang. Sehingga, total keseluruhan selama pandemi COVID-19 mencapai angka 1706 kasus.

Kemudian, untuk kasus sembuh, kata Yuri, penambahan yang terjadi juga cukup banyak, yakni sekitar 30 kasus dengan total akumulatif mencapai 252 orang. Penambahan yang cukup tinggi juga terjadi pada kasus meninggal. Sebanyak 40 orang dinyatakan meninggal akibat COVID-19.

Jumlah kasus meninggal pun merupakan angka kematian tertinggi selama sepekan terakhir. Berdasarkan data di tanggal 2 sampai 8 April, kasus meninggal di hari sebelumnya hanya dikisaran 7 sampai 19 kasus.

"Kasus terdapat 40 kasus pasien yang meninggal dari konfirmasi COVID-19 yang positif, sehingga menjadi 280 orang," ungkap Yuri.

Dengan masih banyaknya penularan yang terjadi di masyarakat, Yuri menegaskan agar masyarakat lebih disipilin untuk menerapakan imbauan dari pemerintah dalam kehidupan sehari-hari. Terutama, peggunaan masker dan mencuci tangan.

Berdasarkan data, penggunaan masker sangat mempengaruhi penyebaran COVID-19. Sehingga, masyarakat pun wajib menggunakam masker kain ketika beraktivitas di luar rumah.

"Jika terpaksa harus keluar rumah pakailah masker. Masker kain itu sudah cukup. Data menunjukan lebih dari 60 persen efektivitas masker kain ini untuk mencegah penularan," tegas Yuri.

Begitu pun dengan mencuci tangan serta menjaga jarak. Sebab, jika tidak menerapkan anjuran ini, potensi tertular akan semakin besar karena pola penularan terbanyak yakni virus yang tertinggal di barang-barang.

"Karena ini salah satu rute penularan yang sering kali tidak disadari adalah cemaran tangan oleh virus dari droplet orang yang sakit yang mungkin tertinggal di barang-barang sekitar kita," tandas Yuri.