Bagikan:

JAKARTA - Pengadilan militer di Uzbekistan menjatuhkan hukuman penjara kepada 10 terdakwa atas percobaan pembunuhan mantan juru bicara kepresidenan.

Serangan yang gagal terhadap mobil mantan juru bicara kepresidenan Komil Allamjonov pada Oktober tahun lalu memicu rumor perebutan kekuasaan di negara berpenduduk 37 juta orang tersebut, di tengah minimnya informasi dari pihak berwenang.

Pernyataan otoritas Mahkamah Agung hanya menyebutkan lima dari 10 terdakwa, yang mendapat hukuman penjara antara tujuh dan 23 tahun.

Dilansir Reuters, Rabu, 12 Februari, sorang petugas keamanan senior dan pejabat tinggi kementerian dalam negeri termasuk di antara mereka yang dijatuhi hukuman.

Pernyataan itu tidak menjelaskan alasan Allamjonov menjadi target atau siapa dalang di balik rencana tersebut.

Uzbekistan memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991. Presidennya saat ini Shavkat Mirziyoyev menggantikan Presiden Islam Karimov yang telah lama menjabat setelah kematiannya pada tahun 2016 dan memposisikan dirinya sebagai seorang reformis, membuka perekonomiannya terhadap dunia luar dan mengurangi beberapa kontrol politik ketat yang dilakukan pendahulunya.

Beberapa minggu sebelum upaya pembunuhan tersebut, Allamjonov, seorang tokoh politik yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga presiden, mengumumkan ia meninggalkan jabatannya untuk terjun ke dunia bisnis.

Sebulan setelah kejadian tersebut, Mirziyoyev memecat menteri pertahanan, kepala Dinas Keamanan Negara dan beberapa pejabat tinggi, yang oleh beberapa media Uzbekistan dikaitkan dengan upaya pembunuhan terhadap Allamjonov.

Kasus ini juga menarik perhatian di Rusia setelah pihak berwenang Uzbekistan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua warga Rusia asal Chechnya, dan media independen Uzbekistan menyatakan wilayah berpengaruh Rusia mungkin terlibat.

Dalam komentar di saluran Telegramnya, pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov membantah terlibat dalam kasus ini, dengan mengatakan: “Jika saya merencanakannya, saya akan menyelesaikannya.”