Bagikan:

JAKARTA - Qatar kembali menegaskan konflik Palestina-Israel harus diselesaikan dengan solusi dua negara.

Hal itu merespons pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengusulkan agar warga Palestina dipindahkan dari Gaza ke Mesir atau Yordania.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Qatar, Majed Al-Ansari mengatakan, pihaknya tidak sependapat dengan sekutunya, AS, dalam sejumlah hal. Khususnya terkait penyelesaian masalah di Gaza. 

“Posisi kami selalu jelas tentang perlunya rakyat Palestina menerima hak-hak mereka, dan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan ke depan,” kata Ansari dalam jumpa pers ketika ditanya tentang usulan Trump, Minggu 29 Januari, dikutip dari AFP.

“Kami tidak [selalu] sependapat dalam banyak hal, dengan sekutu kami, tidak hanya Amerika Serikat. Tetapi kami bekerja sangat erat dengan mereka, untuk memastikan bahwa kami merumuskan kebijakan bersama,” tambahnya.

Qatar, AS dan Mesir telah bersama-sama memediasi gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera yang mulai berlaku pekan lalu. Upaya itu menghentikan lebih dari 15 bulan agresi militer Israel ke Gaza sejak Hamas melakukan serangan pada 7 Oktober 2023.

Pada Senin pekan lalu, Trump mengulangi keinginannya untuk memindahkan warga Gaza ke negara lain, setelah sebelumnya mengatakan ingin "membersihkan" wilayah Palestina yang hancur.

Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya berkeinginan warga Palestina tinggal di daerah di mana mereka dapat hidup tanpa gangguan, revolusi, dan kekerasan.

Ansari mengatakan Qatar, negara yang mengizinkan daerahnya menjadi pangkalan militer AS terbesar di kawasan tersebut, bekerjasama penuh dengan Pemerintah Trump lewat perwakilan khusus Presiden AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

"Saya tidak akan mengomentari diskusi yang sedang kami lakukan dengan AS saat ini, tetapi saya akan mengatakan bahwa itu sangat produktif," kata Ansari.

"Kami telah bekerja sangat erat dengan pemerintahan Trump mengenai masalah regional secara keseluruhan, termasuk masalah Palestina," sambungnya.