Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah tokoh lintas kalangan memberikan dukungan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyusul munculnya polemik Vaksin Nusantara.

Mantan Komisioner KPK periode 2003-2007, Erry Riyana Hardjapamekas yang jadi salah satu tokoh pendukung menyebut mereka tak diminta oleh pihak manapun untuk memberi dukungan.

"Inisiatif ini muncul secara alami dalam diskusi kami di dalam WA (WhatsApp) Grup Gerakan Sejuta Antigen," kata Erry dalam konferensi pers secara daring, Sabtu, 17 April.

Dia menegaskan, mereka juga tak meminta izin lebih dulu kepada BPOM yang akhir-akhir ini berpolemik dengan anggota DPR RI khususnya Komisi IX karena vaksin yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Dukungan ini, sambung Erry, diberikan karena kepedulian mereka sebagai warga negara.

"Enggak ada hubungannya. Kami tidak minta izin, kami juga tidak diminta siapapun. Ini murni kepedulian kami sebagai warga yang waras," tegasnya.

Menambahkan Erry, anggota Transparency International Indonesia (TII) Natalia Soebagjo menyebut dukungan ini diberikan karena keselamatan jutaan rakyat Indonesia dipertaruhkan dalam polemik ini. "Mari kita ingat bahwa hidup mati jutaan rakyat adalah taruhannya," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan lintas tokoh ini memberikan dukungan terhadap badan yang mengatur peredaran obat dan makanan di Tanah Air ini. Melalui konferensi pers secara daring, gerakan ini memberikan dukungan terhadap BPOM dengan membacakan surat terbuka.

Berikut adalah surat terbuka yang dibacakan:

Pernyataan Terbuka

“Tim BPOM, Majulah Terus!”

Setiap penelitian vaksin perlu diputuskan oleh lembaga yang memiliki otoritas. perlu diputuskan oleh lembaga negara yang memiliki otoritas. Kita punya Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Kami, yang nama-namanya tercantum di bawah ini, bersikap berpegang pada pendirian BPOM yang merupakan badan resmi di Indonesia dan bekerja berdasarkan prosedur-prosedur, disiplin, dan integritas ilmiah.

Biarkan BPOM bekerja tenang bersama tim pakarnya. Kami percaya pada integritas keilmuan dan independensi mereka. Selama ini, BPOM telah mengabdi untuk menjaga kesehatan masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mereka yang bekerja di BPOM telah membuktikan diri sebagai patriot tanpa banyak retorika, teguh menghadapi tekanan dari mana saja.

Kami, warga Republik, berdiri bersama mereka.

Setiap penelitian dan pengembangan vaksin dan obat, kami hargai sebagai ikhtiar membuka kemungkinan baru melawan pandemi. Tentu dengan tetap mengindahkan asas-asas ilmiah.

Mari kita ingat bahwa hidup mati jutaan rakyat adalah taruhannya.

Jakarta, 17 April 2021

Kami, warga Republik

Adapun tokoh yang mendukung acara ini adalah Kia Haji Ahmad Mustofa Bisri; Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2003-2007, Erry Riyana Hardjapamekas; Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono; Profesor Mikrobiologi UI, Pratiwi Sudarmono; mantan Menteri Pertambangan dan Energi, Kuntoro Mangkusubroto; mantan Direktur RSCM, Akmal Taher; cendekiawan muslim, Azyumardi Azra; dan Guru Besar Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran UI, Idris Idham.

Selain itu ada juga Pakar Obat Herbal dari Fakultas Kedokteran UI, Purwantyastuti; Guru Besar Fakultas Ekonomi UI (FEUI), Mayling Oey; dan Rektor UI periode 2014–2019, Muhammad Anis.