Bagikan:

JAKARTA - Kepala keamanan Presiden (Paspampres) Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan pemimpinnya yang dimakzulkan, diperlakukan tidak adil. Paspampres memperingatkan agar menghindari pertumpahan darah terkait upaya penangkapan Yoon.

Park Chong-jun, kepala Dinas Keamanan Presiden (PSS), sedang diselidiki karena menghalangi tugas resmi terkait dengan kebuntuan enam jam minggu lalu antara agen PSS dan penyelidik yang mencoba melaksanakan surat perintah penangkapan Yoon.

Sesampainya di markas besar polisi untuk diinterogasi, Park, yang merupakan mantan pejabat senior polisi, mengatakan upaya yang dilakukan saat ini untuk menangkap presiden yang sedang menjabat adalah salah dan Yoon pantas mendapatkan perlakuan yang "sesuai" dengan status negaranya.

“Saya percaya tidak boleh ada bentrokan fisik atau pertumpahan darah dalam keadaan apa pun,” kata Park kepada wartawan, seraya mengatakan penjabat Presiden Choi Sang-mok belum menanggapi permintaannya untuk memberikan jaminan keselamatan bagi para pejabat yang terlibat dilansir Reuters, Jumat, 10 Januari.

Ratusan agen PSS memblokade kompleks kepresidenan dan menggagalkan upaya penyelidik untuk menangkap Yoon pada Jumat lalu.

Penyidik ​​ditarik kembali karena berisiko terjadi bentrokan.

Pejabat Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO), yang memimpin penyelidikan, mengatakan agen PSS membawa senjata api selama kebuntuan tersebut.

Para penyelidik memperoleh surat perintah penangkapan baru pekan ini setelah Yoon berulang kali menolak panggilan untuk diinterogasi.

Pada Kamis, pengacara Yoon mengatakan surat perintah penangkapan itu ilegal dan tidak sah.

Yoon sedang menjalani persidangan terpisah di Mahkamah Konstitusi yang meninjau pemakzulan parlemen terhadap dirinya pada 14 Desember untuk memutuskan apakah akan memberhentikannya dari jabatannya secara permanen atau mengembalikannya.