Bagikan:

JAKARTA - Ahmad Riza Patria memenangi pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan telak. Posisi koalisi dan oposisi partai politik di tingkat pusat (nasional) menaruh peran besar dalam hasil perolehan suara pemilihan Wagub DKI.

Dari seratus suara anggota DPRD yang memilih, ada dua suara tidak sah. Sebanyak 81 suara memilih politisi Gerindra. Sementara, lawan Riza yakni Nurmansjah Lubis dari PKS hanya mendapat 17 suara. 

Nurmansjah menganggap suara yang ia peroleh berasal dari 16 anggota Fraksi PKS seluruhnya. Kemudian, 1 suara sisanya, ia tidak mengetahui siapa orang tersebut. 

"PKS mendapatkan 17 suara. Saya bersyukur bahwa PKS dalam situasi kondisi apapun 16 suara tetap solid mendukung Nurmasjah. Modalnya 16 dan ada satu suara misterius, ya alhamdulillah. Saya enggak tahu siapa satu orang itu," kata Nurmansjah kepada wartawan, Senin, 6 April. 

Melihat hasil tersebut, Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Mohammad Arifin menganggap sikap politik berbentuk koalisi dan oposisi partai tingkat pusat --yakni dewan pimpinan partai-- masing-masing menular ke tingkat daerah di DKI.

Pemilihan Wagub DKI di DPRD (Sumber: Humas DPRD)

Mari kita bandingkan sikap sepuluh fraksi partai DPRD. Di tingkat nasional, PDIP, Gerindra, Golkar, Nasdem, PKB, dan PPP masuk dalam koalisi pemerintahan. PSI juga menyatakan mendukung pemerintah.

Sementara, PAN dan Demokrat abu-abu, keduanya bisa memilih kedua calon. Kemudian, PKS merupakan partai oposisi tanpa teman di tingkat nasional. 

Jika dilihat, hampir semua perolehan suara Nurmansjah Lubis berasal dari seluruh suara anggota fraksi PKS. Hanya satu suara tambahan yang masih menjadi misteri. Itu artinya, sikap partai yang memilih kedua calon mengikuti sikap partai di tingkat nasional. 

"Inilah hasilnya, DKI Jakarta ini adalah ibu kota dan biasanya perpolitikan di ibu kota tidak jauh berbeda dengan perpolitikan di tingkat nasional," tutur Arifin. 

Arifin memahami, hampir semua kebijakan yang diambil pengurus partai di tingkat daerah DKI Jakarta sangat tergantung pada kebijakan di tingkat pusat. Pembacaan tersebut ia temukan berdasarkan hasil komunikasi dengan beberapa pengurus partai di DKI sebelum hari pemilihan. 

"Di tingkat nasional, PKS oposisi. Sendirian jadi oposisi. Maka, ada dampaknya juga dalam perpolitikan di DKI sebagaimana kita lihat hasil paripurna pemilihan Wagub hari ini," ungkapnya. 

Pesan untuk Riza

Sebagai kandidat yang kalah, Nurmansjah berharap Riza bisa mendukung penuh kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menjalankan roda pemerintahan Ibu Kota yang dianggap pelik. 

Nurmansjah berpesan, sebaiknya Riza saat ini fokus mengurus masalah penanganan wabah COVID-19. Mulai dari perencanaan anggaran, pemenuhan kebutuhan tenaga medis, serta penanganan tenaga kerja yang perekonomiannya terdampak. 

"Coronavirus ini menjadi persoalan yang sangat serius, sehingga yang disampaikan oleh Presiden tentang budget ini penting sekarang. Riza harus bisa menyediakan anggaran yang efisien," kata Nurmansjah.