Bagikan:

JAKARTA - Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan (LKSP) merilis hasil survei soal anggapan adanya politik transaksional (money politic) dalam proses pemilihan Wakil Gubernur DKI yang dilakukan oleh DPRD DKI. 

Survei persepsi publik ini dilakukan kepada 400 warga DKI Jakarta dalam rentang waktu 9-16 Februari 2020. Tingkat kepercayaan sebanyak 95 persen dengan metode modified probability sampling

Dalam hasil surveinya, Direktur LKSP Astriana Sinaga menyatakan sebanyak 68 persen responden memiliki kekhawatiran ada transaksi politik uang yang diterima oleh para Anggota DPRD dalam memilih kandidat Wagub DKI. 

Sementara, 8 persen responden memiliki keyakinan tidak ada money politic yang terjadi. Selebihnya, sebanyak 24 persen menjawab tidak tahu. 

"Besarnya kekhawatiran publik atas potensi money politic ini sangat beralasan. Mengingat, pemilihan kepala daerah dilakukan DPRD pernah dilakukan pada zaman Orde Baru," kata Astriana kepada wartawan, Jumat, 21 Februari. 

Belum lagi, tak ada keterlibatan masyarakat dalam proses pemilihan Wagub DKI pengganti Sandiaga Uno tersebut, melainkan diambil dari pemungutan suara 106 Anggota DPRD DKI. 

Itu artinya, kata Astriana masyarakat sebagai penampung aspirasi dari Anggota DPRD tiap daerah pemilihan (dapil) tidak dapat mengawasi apakah suara mereka terhadap kedua kandidat ditampung atau tidak. 

"Kalau nanti prosesnya nanti hanya di paripurna, kemudian memberikan paparan visi dan misi, kemudian fraksi memberikan pertanyaan, di mana keterlibatan publik? di mana peran masyarakat?" ungkap dia. 

Jajak pendapat dukungan kandidat Wagub DKI

LKSP juga merilis hasil survei dukungan masyarakat kepada kedua kandidat Wagub DKI, yakni Ahmad Riza Patria yang diusung oleh Partai Gerindra dan Nurmansjah Lubis dari PKS. 

Hasilnya, sebanyak 61 persen responden tahu bahwa ada pemilihan Wagub DKI yang dilakukan oleh DPRD, 39 persen menyatakan tidak mengetahui. 

Dari responden yang mengetahui, sebanyak 55 persen menyatakan Nurmansjah Lubis akan terpilih menjadi orang nomor 2 di DKI. Kemudian, sebanyak 16,5 persen lebih memilih Ahmad Riza Patria. Lalu, 3,3 persen masih ada yang memilih Sandiaga Uno. 

"Alasan kenapa lebih banyak masyarakat yang memilih Nurmansjah karena dia lebih populer di sosial media, meskipun Riza menjabat sebagai anggota legislatif di tingkat nasional," jelas Astriana. 

Selanjutnya, sebanyak 90 persen publik menyetujui adanya uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap dua cawagub. Kemudian, 6 persen responden menganggap tidak perlu ada fit and proper test. Lalu, 3 pesen menjawab tidak tahu.