Bagikan:

YOGYAKARTA - Setiap negara di dunia memiliki mata uangnya masing-masing yang memainkan peran penting dalam perekonomian nasional. Selain itu, nilai setiap mata uang tersebut juga bisa berbeda-beda. Menarik untuk mengetahui apa saja mata uang terendah di dunia.

Nilai tukar mata uang tersebut terhadap mata uang lain mencerminkan kekuatan ekonomi, stabilitas politik, serta kondisi pasar finansial negara tersebut. Beberapa mata uang dari negara-negara berkembang memiliki nilai yang jauh lebih rendah dibandingkan mata uang kuat seperti Dolar Amerika Serikat (USD) atau Euro (EUR). 

Ternyata mata uang Indonesia atau rupiah masuk jajaran 9 terendah di dunia. Mari kenali apa saja mata uang terendah di dunia dan apa penyebabnya.

Mengapa Nilai Mata Uang Berbeda?

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan depresiasi mata uang, termasuk intervensi bank sentral, peningkatan impor, penurunan pendapatan ekspor, perubahan tingkat inflasi, dan ketidakstabilan politik.

  1. Kondisi Ekonomi: Negara dengan ekonomi yang kuat biasanya memiliki mata uang yang lebih stabil dan bernilai tinggi. Sebaliknya, negara dengan inflasi tinggi, utang luar negeri besar, atau pertumbuhan ekonomi rendah sering memiliki mata uang yang lemah.
  2. Stabilitas Politik: Ketidakstabilan politik dapat mengurangi kepercayaan investor dan menyebabkan nilai mata uang turun.
  3. Kebijakan Moneter: Bank sentral memainkan peran penting dalam menentukan nilai mata uang melalui suku bunga, intervensi pasar, dan kontrol terhadap inflasi.
  4. Permintaan dan Penawaran: Mata uang negara yang memiliki banyak ekspor cenderung lebih kuat karena permintaan terhadap mata uang tersebut meningkat.

Mata Uang Terendah di Dunia

Berikut adalah beberapa mata uang yang saat ini dianggap memiliki nilai tukar terendah terhadap Dolar AS:

1. Lebanese Pound

Pound Lebanon (LBP) merupakan mata uang dengan nilai tukar terendah di dunia yang terus menempati posisi teratas atau mendekati posisi tersebut dalam beberapa tahun terakhir. 

Kondisi tersebut sebagian besar disebabkan oleh inflasi yang melonjak, tekanan berat pada perekonomian, serta ketidakstabilan politik. Selain itu, negara ini juga menghadapi krisis perbankan yang berlangsung sejak 2019.

2. Iranian Rial

Rial Iran (IRR) menghadapi tantangan besar sejak gagalnya kesepakatan nuklir antara AS dan Iran pada 2015. Gejolak tersebut juga disertai dengan penerapan sanksi berat yang turut mempengaruhi kondisi ekonomi di negara ini. 

Nilai rial sempat anjlok tajam, stabil selama beberapa tahun terakhir. Namun nilai mata uang ini kembali tertekan oleh meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah.

3. Vietnamese dong

Dong Vietnam (VND) menempati posisi ketiga sebagai salah satu mata uang dengan nilai tukar terendah di dunia. Kondisi tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh pembatasan pada ekspor internasional yang juga mengalami penurunan volume. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Bank Sentral Vietnam hampir melakukan devaluasi terhadap dong. Langkah tersebut dilakukan untuk mendorong peningkatan ekspor dari Vietnam ke negara lainnya. 

4. Laotian Kip

Kip Laos (LAK) termasuk dalam deretan mata uang dengan nilai tukar terendah di dunia. Rendahnya nilai mata uang ini isebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari tingginya tingkat inflasi, lambannya pertumbuhan ekonomi, serta meningkatnya beban utang luar negeri.

5. Sierra Leonean Leone

Leone Sierra Leone (SLL) memiliki kesamaan dengan kip Laos terkait nilainya yang rendah akibat berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya mata uangv SLL ini mencakup tingginya utang dan inflasi, lambatnya pertumbuhan ekonomi, serta efek jangka panjang dari krisis kesehatan besar seperti wabah Ebola.

6. Indonesian Rupiah

Mata uang Indonesia, Rupiah, juga termasuk dalam mata uang terendah. Rupiah mencatat depresiasi yang cukup tajam secara year to date (ytd) sebesar 3,09%. Penurunan ini terjadi seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya pada kuartal II dan III tahun 2024. 

Selain itu, berbagai isu seperti masalah ketenagakerjaan, termasuk tingginya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), turut memberikan dampak negatif pada perekonomian. Faktor tersebut juga membuat investor khawatir untuk berinvestasi di pasar keuangan Indonesia.

7. Uzbekistan Som

Som Uzbekistan (UZS) menghadapi tantangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kesulitan ini kemungkinan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk tingginya angka pengangguran, inflasi yang meningkat, lambatnya pertumbuhan ekonomi, serta isu korupsi yang masih menjadi masalah.

8. Guinean Franc

Franc Guinea (GNF) mulai mengalami penurunan nilai sejak konflik yang terjadi pada tahun 1990-an. Mata uang ini tetap berada di jajaran mata uang terlemah di dunia akibat berbagai faktor, seperti kerusuhan militer dan tingginya inflasi. Meskipun demikian, GNF belakangan menunjukkan indikasi pemulihan.

9. Paraguayan Guarani

Mata uang Paraguay, guarani (PYG), menghadapi kesulitan akibat masalah inflasi dan pengangguran yang berlarut-larut. Akibat kondisi perekonomian yang sulit ini, PYG menjadi salah satu mata uang terendah di dunia. Selain itu, PYG juga terpengaruh oleh masalah korupsi dan peredaran uang palsu.

Demikianlah beberapa mata uang terendah di dunia yang penting untuk diketahui sebagai pengetahuan ekonomi internasional. Nilai mata uang suatu negara mencerminkan kesehatan ekonomi dan stabilitas politiknya. Baca juga 8 mata uang tertinggi di dunia

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.