Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan, gencatan senjata dan kesepakatan sandera konflik di Jalur Gaza, Palestina sudah sangat dekat, namun mengatakan akan diserahkan ke Pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump jika tidak dapat diselesaikan tepat waktu.

Itu dikatakan Menlu Blinken saat upaya perundingan untuk mencapai kesepakatan antara kelompok militan Palestina Hamas dan Israel terus diintensifkan. Pekan lalu, perundingan tidak langsung dengan mediator Qatar, Mesir dan AS dilanjutkan kembali di Doha.

Selain itu, masa Pemerintahan Presiden Joe Biden juga akan segera berakhir, dengan Presiden AS terpilih Trump akan dilantik pada 20 Januari mendatang.

"Saya berharap kita dapat menyelesaikannya dalam waktu yang tersisa, tetapi jika tidak, maka rencana yang diajukan Presiden (Joe) Biden untuk kesepakatan gencatan senjata-penyanderaan akan diserahkan kepada pemerintahan yang akan datang," kata Menlu Blinken dalam keterangan pers bersama Menlu Prancis Jean-Noel Barrot di Paris Hari Rabu, melansir The Times of Israel 9 Januari.

"Saya yakin bahwa ketika kita mendapatkan kesepakatan itu — dan kita akan mendapatkannya — itu akan didasarkan pada rencana yang diajukan Presiden Biden kepada dunia pada bulan Mei," tambahnya.

Lebih jauh Menlu Blinken mengatakan, Pemerintahan Presiden Biden telah menghabiskan banyak waktu untuk memajukan inisiatif pengelolaan Gaza pascaperang yang mencakup pengaturan keamanan, administrasi dan rekonstruksi Jalur Gaza.

"Di sana juga, kami siap menyerahkannya kepada pemerintahan (Trump) sehingga mereka dapat mengerjakannya dan menjalankannya saat ada kesempatan," katanya.

Dalam kesempatan tersebut ia juga menyoroti pekerjaan yang telah dilakukan Pemerintahan Presiden Biden untuk mengamankan kesepakatan normalisasi antara Israel dan Arab Saudi.

"Semua itu siap dilaksanakan jika ada kesempatan, dengan gencatan senjata di Gaza, serta kesepahaman tentang jalur ke depan bagi Palestina," kata Menlu Blinken.

"Jadi, ada peluang luar biasa di sana," pungkasnya.

Diketahui, pembicaraan gencatan senjata dan pembebasan sandera tidak langsung antara Israel dan Hamas dilanjutkan di Doha, Qatar pekan lalu dengan mediasi Amerika Serikat, Qatar dan Mesir.

Terpisah, sumber-sumber medis di Gaza pada Hari Rabu mengatakan, jumlah korban tewas Palestina di Gaza sejak konflik terbaru pecah pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 45.936 jiwa, sementara korban luka-luka mencapai 109.274 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, dikutip dari WAFA.