Sederet Orang Tak Berdosa Jadi Korban Teror KKB di Papua
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) terus menebar teror di Papua. Sederet Orang tak berdosa menjadi korban tewas dari kelompok tersebut.

Korban pertama dalam teror kelompok itu adalah Oktovianus Rayo. Dia merupakan seorang guru dan pedagang. Dia ditembak dua kali oleh kelompok pimpinan Sabinus Waker pada 8 April, sekitar pukul 09.30 WIT di Kampung Julukoma, Distrik Beoga Kabupaten Puncak, Papua.

Tak lama berselang, KKB kembali berulah. Mereka membakar empat bangunan pendidikan. Tercatat, ada tiga sekolah yang dibakar dan satu rumah seorang guru.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, empat sekolah yang dibakar merupakan tingkatan SD, SMP dan SMA.

"Empat bangunan yang dibakar SD Jambul, SMP Negeri 1, SMA 1 Beoga, dan rumah guru," kata Kombes Kamal.

Berdasarkan keterangan saksi, aksi pembakaran ini terjadi pada Kamis, 8 April sekitar pukul 18.15 WIT. Pelaku masih sama yakni kelompok Sabinus Waker.

Sehari berselang, aksi pemembakan terjadi kembali. Korban bernama Yonatan Renden. Dia merupakan seorang guru SMP Negeri Beoga.

Penembakan itu bermula, saat Yonatan Renden berkendara sepeda motor dengan kepala sekolah. Mereka mencari terpal untuk menutupi jenazah guru Oktovianus Rayo yang tewas akibat ditembak KKB.

Sesampainya di ujung bandara, KKB menembaki mereka sebanyak dua kali. Mereka berusaha melarikan diri dengan memacu kendaraannya menuju kampung Ongolan.

Kemungkinan, Yonatan Renden terkena tembakan. Dia meninggal dunia di depan rumah kepala sekolah, di Kampung Ongolan.

Bahkan, teror KKB tak terhenti di situ. Seorang warga di Kampung Eromaga, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Papua menjadi korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Kelompok ini menembak Udin yang merupakan tukang ojek hingga tewas.

"Pukul 13.20 WIT informasi awal telah terjadi pembunuhan tukang ojek di Kampung Eromaga, dan pelakunya jelas KKB," kata Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudussy dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 April. 

Udin tewas di lokasi setelah ditembak sebanyak dua kali dan salah satu pelurunya mengenai dada hingga tembus ke punggung. Saat itu, TNI-Polri langsung melakukan evakuasi ke puskesmas terdekat. 

"Sementara pelaku melarikan diri ke dalam hutan," ungkap Iqbal.

Dia belum merinci terkait kronologi dan motif dari peristiwa ini. Termasuk, merinci identitas dari anggota KKB yang melakukan penembakan terhadap Udin.

Kejadian ini juga dibenarkan oleh Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa. 

"Ya beginilah kebiadaban Front Bersenjata OPM ini, selalu melakukan aksi teror kepada warga masyarakat. Setelah membunuh guru, membakar sekolah dan helikopter, sekarang mereka membunuh warga pendatang," ungkapnya.

Suriastawa menyebut saat ini TNI dan Polri telah mengambil langkah yang terukur atas rangkaian peristiwa penembakan ini. Dia juga berpesan agar masyarakat tetap waspada dan tidak mudah terhasut oleh provokasi dan berita bohong yang selalu disebar melalui media sosial.

Sebab, bukan tak mungkin kejadian ini didukung oleh pendukung OPM dan menuding korban adalah mata-mata aparat.

"Begitulah kerja sama tiga front mereka ini. Di media mereka memanfaatkan influencer yang pengikutnya banyak, didukung oleh media pro mereka," pungkasnya.